Berita Travel Jepang – Seperti yang kita ketahui saat ini kita semua masih dalam masa pandemi COVID-19, dan Jepang menawarkan pendekatan baru dalam pengujian COVID-19 yaitu tes polymerase chain reaction (PCR) melalui alat penjualan otomatis (vending machine), Jepang telah memiliki 4,1 juta mesin untuk didistribusikan ke berbagai daerah.
Simak Juga : OriHime ! Robot Pelayan Yang Siap Membawa Pesananmu
Mesin penjualan ini memberi alternatif kepada masyarakat yang ingin menjalani tes corona, agar kamu dapat menghindar kerumunan di klinik atau rumah sakit, terdapat tujuh mesin kini sudah tersedia di sekitar Tokyo.
Biaya Dan Cara Kerjanya
Untuk cara kerja mesin tersebut sama seperti Vending Machine COVID-19 pada umumnya namun benda yang mereka beli adalah PCR Test Kit, dalam satu paket, pelanggan akan memperoleh alat yang dapat digunakan untuk mengambil samper air liur beserta instruksi penggunaannya, waktu proses tidak lebih dari lime menit.
Setelah kamu selesai sampel tersebut dikemas dengan pelindung berlapis kemudian dimasukan ke dalam amplop dan dikirim melalui kotak pos.
Jika kamu mendapatkan hasilnya positif, Takenoko, sebagai salah satu penyedia vending machine. Kamu akan segera dihubungi dinas kesehatan setempat, sehingga mereka dapat berkoordinasi terkait prosedur perawatan dan karantina.
Untuk setiap mesinnya memiliki 60 alat uji, dengan harga jual sekitar 4.500 yen atau Rp 592 ribu per satu test kit.
Tes COVID-19 Di Batasi
Untuk informasi kebijakan testing corona Jepang telah membatasi hanya 40 ribu tes PCR setiap harinya, angka itu hanya seperempat dari kapasitas optimalnya, dan pemerintah memutuskan hanya akan menguji orang dengan gejala atau mereka yang memiliki kemungkinan tinggi terkena SARS-CoV-2.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat menggandrungi opsi lainnya untuk melakukan pengujian termasuk tes mandiri yang biasanya dilakukan di klinik dan rumah sakit swasta.
“Jepang melakukan tes PCR dalam jumlah yang sangat rendah dan akibatnya semakin banyak orang tidak tahu apakah mereka terserang flu atau virus corona. Tanpa tes PCR, tidak ada diagnosis. Kami harus berbuat lebih banyak agar orang-orang dapat di diagnosis lebih awal sehingga mengisolasi lebih awal,” kata Hideki Takemura, seorang direktur klinik telinga, hidung, dan tenggorokan di Laketown Takenoko, dilansir The Straits Times.
Alternatif Terbaik
Tekemura, sangat antusiasme masyarakat dengan mesin otomatis yang sangat luar biasa. Ketika saat pertama kali diluncurkan, penyedia harus mengosongkan uang dan mengisi kembali test kit dua kali sehari, akan tetapi permintaan mulai menurun sejak gelombang ketiga di Negeri Sakura mulai mereda.
Dan temuan baru di Tokyo rata-rata sekitar 250 kasus selama tujuh hari terakhir ini, dibandingkan dengan beberapa hari lebih dari 2.000 pada awal Januari, adapun akumulasi corona dilansir dari Worldmeter hingga selasa (9/3/2021) mencapai 439.992 kasus dengan 8.253 kematian.
“Sebagai pekerja medis, saya akan sangat senang jika jumlah tes menurun seiring dengan kasusnya,” ujar Takemura.
0 Comments