Cerita Horror Jepang – Selain tragedi kejahatan oleh manusia ternyata Jepang juga menyimpan kenangan buruk dari penyerang seekor hewan buas, lebih tepatnya dari seekor beruang cokelat. Tragedi tersebit dimulai ketika seekor beruang terlihat di dekat rumah pemukiman setempat. Meski awalnya para orang-orang berspekulasi bahwa beruang tersebut hanya berkelana dekat dengan manusia karena kelaparan (disebabkan oleh penggundulan hutan dan berkurangnya sumber makanan), pada sebelumnya beruang tersebut memang telah diburu dan ditembak namun tidak sampai tertangkap dan saat datangnya badai salju pihak pemburu membatalkan pencariannya terhadap tubuh beruang yang telah ditembaknya tersebut, pihak perburuan kembali ke pemukiman karena percaya bahwa hewan itu terluka dan telah takut dekat dengan pemukiman manusia.

Tragedi Serangan Beruang Ganas Sankebetsu Higuma JikenPada tanggal 9 Desember, si beruang kembali dan menyerang rumah yang berbeda. Seorang wanita dan bayi menjadi korbannya. Keduanya meninggal setelah diserang secara brutal oleh beruang tersebut, bayi itu digigit di kepala dan wanita tersebut dikejar, tertangkap, dan terseret ke hutan. Insiden tersebut membuat sebuah kelompok pemburu berangkat keesokan harinya untuk membunuh beruang tersebut dan mengambil jenazah wanita tersebut. Kurang dari dua ratus meter ke dalam hutan, kelompok pemburu tersebut menemukan si beruang namun sekali lagi tidak berhasil membunuhnya. Setelah beruang kabur, para pemburu menemukan kaki dan kepala wanita ditemukan di bawah pohon tidak jauh dari lokasi tersebut.

Simak Juga : Hakachi Kuburan Bawah Air Yang Menyeramkan Di Kyoto

Malam menjelang, beruang itu kembali ke pemukiman, namun penduduk desa telah bersiaga dan memegang senjata. Namun penduduk tidak dapat membunuhnya dan beruang tersebut berhasil kabur lagi kedalam hutam. Pada saat itu, lima puluh penjaga telah berkumpul dan memutuskan untuk mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh si beruang. Takut akan beruang akan kembali, banyak wanita dan anak berkumpul di satu rumah dengan harapan para penjaga patroli akan melindungi mereka. Sayangnya, si beruang memang kembali dan menyerang penghuni rumah tersebut tanpa terdeteksi oleh patroli sekitar. Akibatnya, ditemukan seorang ibu telah diserang, anak keempatnya telah digigit namun keduanya berhasil lolos dari serangan mematikan beruang tersebut, satu-satunya penjaga yang melindungi rumah pada saat itu telah terkena cakaran dipunggungnya, cukup banyak korban yang berjatuhan semenjak itu.

Tragedi Serangan Beruang Ganas Sankebetsu Higuma JikenMenurut saksi mata dan cerita rakyat, seorang wanita hamil yang menjadi korban sempat memohon kepada si beruang agar tidak menyentuh perutnya dan bisa memakan kepalanya sebagai gantinya dan saat itu dilaporkan bahwa janin ditemukan hidup dari jenazah wanita tersebut, namun meninggal tak lama kemudian. Para kumpulan penjaga akhirnya kembali ke pemukiman tetapi beruang tersebut kabur ditengah-tengah keributan semenjak kejadian tersebut juga banyak pihak patroli yang mengundurkan diri karena takut.

Selama beberapa hari berikutnya, Pemerintah Hokkaido merespon tentang insiden tersebut dan mengirim tim penembak jitu untuk membantu pencarian tersebut agar cepat terselesaikan. Diputuskan bahwa beruang itu harus dimusnahkan dengan biaya berapa pun, dan perangkap dipasang untuk memancing hewan dari hutan. Meski perangkap tersebut sempat kontroversial dan dikutuk karena menggunakan jenazah korban, rencananya memang telah dilakukan tapi belum membuahkan hasil juga.

Tragedi Serangan Beruang Ganas Sankebetsu Higuma JikenPada tanggal 13 Desember, beruang tersebut bersembunyi di balik bayang-bayang hutan di dekat pemukiman setelah menggeledah persediaan makanan musim dingin di desa tersebut, pihak penembak jitu curiga bila itu adalah manusia ketika diperhatikan cukup lama ternyata memang sebuah beruang. Beruang itu akhirnya diburu dan dibunuh keesokan harinya, tercatat beruang tersebut memiliki beban sekitar 340 kilogram (749 pon) dan tingginya 2,27 meter (8,85 kaki). Sebagian korban ditemukan di perut beruang. Tak lama setelah kejadian tersebut, pemukiman tersebut menjadi kota hantu karena banyak warga yang melarikan diri.

Menurut cerita rakyat Jepang, beruang coklat Ussuri dan beruang hitam asia adalah penjaga dan setan hutan. Keyakinan Ainu (suku asli Jepang) mengatakan bahwa beruang juga setengah manusia dan disembah. Beruang coklat dari peristiwa Sankebetsu ini diyakini sebagai iblis dan sekarang ada sebuah monumen yang didedikasikan untuk memperingati mahkluk tersebut.

Source : Outsider Japan

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.