Seni Budaya Jepang – Samurai merupakan sebuah profesi ksatria jaman dahulu di Jepang yang kini sangat populer dalam dunia entertainment, telah sangat banyak sosok profesi ini dimasukan dalam sebuah cerita. Salah satu senjata yang digunakan oleh profesi ini adalah pedang panjang yang terkadang salah disebut oleh masyarakat asing, banyak yang menyebutnya pedang samurai, namun sebenarnya pedang tersebut disebut Katana, berikut ini adalah fakta menarik mengenai pedang Katana yang digunakan sebagai ujung tombak dari seorang Samurai.
Simak Juga : Ingin Belajar Bahasa Jepang ? Intip 6 Fakta Menarik Tentang Bahasa Jepang Disini !
Proses Pembuatan Pedang Adalah Proses Yang Sakral
Di zaman Jepang kuno, para pengrajin pedang lebih dihormati daripada pengrajin lainnya. Bahkan beberapa kaisar Jepang memiliki pengrajin pedang masing-masing untuk membuat pedang mereka sendiri, profesi ini dianggap sangat terhormat kala itu. Bahkan ada sebuah kisah sejarah yang menceritakan seorang kaisar yang menjadi seorang pengrajin pedang, kaisar yang diasingkan tersebut adalah Go-Toba dikatakan dalam catatan sejarah pernah mendirikan tempat pandai besi di daerah pengasingannya dan dirinya membuat pedang disana.
Menurut catatan kuno, pembuatan mata pisau kala itu dipenuhi oleh upacara keagamaan. Sebelum mulai menempa pedang, seorang pandai besi akan menyucikan dirinya menurut kepercayaan agama Shinto, seperti puasa dan tidak melakukan aktivitas seksual. Kadang-kadang, ia bahkan pergi berziarah terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaannya. Selama penempaan, dia akan menandai area kerjanya dengan tali khusus yang membuatnya suci.
Si pandai besi juga mengenakan jubah seorang pendeta Shinto, prosesnya sangat hati-hati dan sakral. Setiap hari, dia berdiri di bawah air terjun dan berdoa, atau jika tidak ada air terjun terdekat, biasanya mereka akan menuangkan sejumlah air dingin ke tubuhnya.
Kualitas Pedang Ditentukan Oleh Reputasi Si Pembuat
Pedang Katana rusak yang dibuat oleh pandai besi terkenal lebih berharga daripada pedang yang masih utuh namun dengan kualitas rendah. Sebuah pedang oleh pandai besi paling terkenal adalah harta nasional dan dianggap tak ternilai harganya di Jepang. Bagian mata pedang merupakan bagian yang paling dan mahal, namun bagian lain dari pedang juga memainkan peran besar dalam menentukan nilai pedang tersebut. Pengrajin pedang biasanya mengkhususkan diri hanya membuat mata pedangnya saja sedangkan bagian lainnya dibuat oleh pengrajin lain.
Biasanya bagian lain yang paling penting bagi kolektor adalah Tsuba (pelindung tangan yang didekorasi), yang terkadang memiliki nilai yang sama-sama tinggi seperti mata pedangnya. Satu Tsuba bisa bernilai puluhan ribu dolar. Sarung, dudukan, dan dekorasi juga dibuat oleh pengrajin yang berbeda. Oleh karena itu pedang yang memiliki bagian lengkap biasanya akan terjual dengan harga yang sangat tinggi di lelang.
Seorang Samurai Tidak Hanya Bertarung Dengan Katana
Shogun terkenal Tokugawa Ieyasu pernah berkata bahwa katana adalah “jiwa seorang samurai,” tetapi dalam kenyataannya, pedang ini tidak lebih penting dari senjata lain dalam sebuah peperangan. Katana sebenarnya adalah senjata terakhir yang digunakan. Karena biasanya dalam sebuah peperangan para samurai akan lebih dulu menggunakan panah untuk pertempuran jarak jauh. Bahkan setelah beberapa dekade, peperangan Jepang berevolusi menjauh dari samurai yang berfokus pada memanah, dan peran mereka menjadi kavaleri berkuda.
Bahkan dalam sebuah pertempuran bila seorang samurai bertemu di garis depan mereka akan menggunakan tombak, senjata yang tentunya lebih efisien untuk menyerang dengan jarak yang cukup panjang dan juga efektif untuk menjatuhkan lawan yang sedang naik kuda. Setelah panah samurai habis, senjata yang digunakan berikutnya lebih sering sebuah tombak. Jika sebuah peralatan telah tergunakan dan hancur, barulah biasanya seorang samurai akan mengeluarkan pedang Katana mereka dan bertempur dengan jarak dekat.
Proses Tameshigiri Yang Wajib Dilakukan
Mungkin ini adalah fakta yang cukup kejam, yaitu selama periode Edo, ada sebuah departemen yang berfungsi untuk menguji kualitas pedang yang didirikan oleh pemerintah setempat, untuk memastikan kualitas pedang tersebut. Proses pengjuian tersebut dinamakan Tameshigiri, pada jaman modern saat ini mungkin dilakukan oleh target bambu atau benda-benda mati, tetapi ketika jaman kuno dulu seorang pendekar pedang akan mengujinya dengan memotong-motong tubuh para penjahat yang akan dieksekusi atau bahkan tubuh orang yang sudah tidak bernyawa.
Proses ini kadang-kadang juga digunakan untuk melatih samurai yang tidak berpengalaman kala itu, uji coba yang resmi biasanya hanya dilakukan oleh para ahli pedang yang telah berpengalaman. Proses pengujian tersebut akan dilakukan di lokasi tubuh yang berbeda-beda, dan bila pemotongan berhasil dengan sempurna tanpa adanya hambatan maka pedang tersebut dinilai baik.
Pedang Terbaik Di Dunia Pada Jaman Dahulu?
Banyak orang yang bertanya, apakah katana benar-benar pedang terbaik di dunia pada masanya?. Nyatanya banyak pengujian pedang Katana kuno yang patah atau tersangkut di baju perang musuh. Katana bukanlah pedang super yang terlihat superior dalam cerita-cerita mitos modern saat ini. Meskipun pedang katana super tajam seperti Masamune dan Muramasa mungkin adalah salah satu pedang terbaik di dunia, tetapi secara keseluruhan senjata Katana juga memiliki banyak kekurangan.
Katana mungkin adalah pedang paling sulit digunakan di dunia kuno, selain itu mereka juga rapuh dibandingkan dengan pedang lain. Katana pada dasarnya di desain untuk memotong bagian-bagian lunak atau tipis, penggunaan yang salah atau objek yang terlalu tebal dan keras dapat menyebabkan pedang katana rusak. Pedang-pedang Eropa kuno tidak sesulit digunakan seperti katana, tetapi mereka biasanya memang lebih berat dan memakan banyak stamina untuk menggunakannya. Misalnya, pedang Toledo dari Spanyol yang telah di uji coba memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap benda keras.
One Comment