Seni Budaya Jepang – Jam merupakan sebuah alat yang penting didalam kehidupan manusia, memberikan informasi mengenai waktu yang ada ditempat tersebut, tentunya kehadiran jam telah lama diciptakan oleh manusia dan di Jepang sendiri sebuah jam telah digunakan sejak lama. Kisah sejarah jam di Jepang juga menjadi kisah yang menarik untuk diketahui terutama untuk para penyuka jam atau para pengoleksi.
Jam mesin Eropa dan teknik produksi mereka pertama kali dibawa ke Jepang bersamaan dengan masuknya agama Kristen pada sekitar akhir periode Muromachi. Catatan tertua mengatakan bahwa pada tahun 1551 ketika seorang misionaris Spanyol Francis Xavier meminta Yoshitaka Ouchi, seorang daimyo Provinsi Suo yang sekarang merupakan Prefektur Yamaguchi, untuk sebuah pekerjaan misionaris Kekristenan, dia mengirimkan kepadanya hadiah dan sebuah jam mesin adalah salah satunya. Namun, jam ini sudah tidak ada lagi. Jam tertua yang tersisa di Jepang tersimpan di Kuil Kunouzan Toshogu di prefektur Shizuoka sebagai peninggalan bersejarah. Ini adalah jam meja musim semi yang diberikan kepada Ieyasu Tokugawa pada tahun 1612 oleh seorang bangsawan berdarah Meksiko-Spanyol.
Simak Juga : Mengenal Kerajinan Kirigami Yang Identik Dengan Origami
Saat agama Kristen menyebar di Jepang, misionaris mendirikan sekolah kejuruan yang berafiliasi dengan gereja-gereja di Kyushu dan Kyoto. Selain mengajarkan teknologi, organ, dan instrumen astronomi, sekolah-sekolah ini mengajarkan teknik produksi untuk sebuah jam mesin. Pandai besi Jepang memproduksi jam di bawah bimbingan sekolah-sekolah ini, menghasilkan jam produksi mekanik pertama di Jepang.
Menurut catatan yang ada Sukezaemon Tsuda dari Kota Nagoya memperbaiki jam milik Ieyasu Tokugawa, dan kemudian menggunakannya sebagai contoh untuk menciptakan jam baru, yang ia tawarkan kepada Ieyasu. Untuk pengabdiannya, Sukezaemon Tsuda dipekerjakan oleh Ieyasu pada tahun 1598. Namun, pemerintah shogun segera melarang agama Kristen dan mengadopsi sebuah kebijakan pengasingan sehingga menghambat arus teknologi baru dari Eropa. Dengan demikian, memungkinkan untuk berhubungan dengan barang-barang budaya dari tempat-tempat seperti China dan Belanda hanya melalui Nagasaki saja, dan ini juga mempengaruhi produksi jam tradisional Jepang.
Dari tahun ke tahun akhirnya pembuat jam berangsur-angsur meningkat di seluruh negeri di Jepang, dengan banyak orang bekerja sebagai pembuat jam pribadi untuk keluarga shogun dan bangsawan feodal. Sampai saat ini daerah-daerah penghasil jam tradisional Jepang tentunya pertama adalah Nagasaki yang seterusnya diikuti oleh Matsue, Kyoto, Osaka, Sakai, Ise, Nagoya, Wakasa, Edo, Sendai, Morioka, dan Hirosaki.
Di Eropa, jam mekanis atau jam mesin muncul saat ketepatan waktu beralih dari variabel ke metode tetap, namun Jepang pada waktu itu menggunakan sistem tempo jam yang unik. Akibatnya, produksi jam pada saat itu di Jepang tetap menggunakan salinan metode Eropa awal. Daripada bekerja untuk meningkatkan ketepatan jam, para pembuat jam di Jepang lebih berfokus pada kreativitas dan orisinalitas agar sesuai dengan konsep originalnya. Hal ini mengakibatkan perkembangan jam tradisional Jepang yang unik tidak terlihat di tempat lain.
0 Comments