Berita Travel Jepang – Di perbatasan antara prefektur Kumamoto dan Kagoshima, terdapat sebuah perkebunan teh hijau yang tersebar di dataran tinggi setinggi 600 meter. Perkebunan teh ini menghadap langsung Gunung Uzen Shimabara yang berada di sebelah barat dan wilayah Kirishima Kagoshima di selatan, ini merupakan tempat kelahiran atau berasalnya teh Minamata yang terkenal di Jepang. Daerah itu disebut Ishitobi, atau “Batu Terbang”, yang namanya diilhami dari kejadian-kejadian alam sejak jaman dahulu di mana angin kencang cukup kuat untuk mengirim batu hingga terbang ke tempat tersebut.
Teh yang ditanam di perkebunan ini adalah varietas teh yang langka yang ditanam di sini pertama kali sejak 90 tahun yang lalu. Mereka juga menggunakan metode pertanian bebas kimia serta metode pengolahan dalam membuat teh hitam dan hijau Jepang dari daun teh yang dihasilkan perkebunan ini.
Simak Juga : Pemesanan Hotel Di Jepang Mengalami Penurunan 90 Persen Karena Virus Corona
Ada banyak daerah penghasil teh berkualitas tinggi di Kyushu, dan teh yang ditanam di sini biasanya dinamai sesuai dengan daerah tempat mereka tumbuh. Teh Chiran, yang di tumbuh di Prefektur Kagoshima, merupakan teh dengan kualitas terbaik nomor dua di Jepang. Teh terkenal lainnya yang tumbuh di wilayah ini yaitu teh Yame dari Prefektur Fukuoka, teh Miyazaki dari Prefektur Miyazaki, dan teh Ureshino dari Prefektur Saga. Kali ini Artforia akan memperkenalkan para pembaca dengan teh Minamata yang memiliki sejarah berbeda dengan teh-teh lainnya di Jepang dan ditanam dengan metode pertanian yang unik.
Ishitobi dapat ditempuh dengan mobil selama 30 menit dari Minamata. Daerah ini adalah salah satu tempat pertanian teh Minamata. Di Era Taisho sekitar 90 tahun yang lalu, Masanosuke Nonen, orang Jepang yang belajar pertanian di Amerika, mulai mengolah tanah dan menanam benih teh di sini. Namun selama tragedi Perang Dunia ke-2 di mulai, ladang teh sempat runtuh, namun sekitar 10 tahun setelah perang usai, lahan perkebunan mulai kembali dibangun dan mulai membudidayakan kembali teh di sini.
Amano Seichaen Farm
Shigero Amano sang pemilik pertanian ini telah menanam teh sejak generasi ayahnya. Ayahnya merupakan salah satu orang yang menetap di daerah tersebut setelah perang, dan hari ini Amano terus melanjutkan usaha keluarganya tersebut dalam hal produksi, pengolahan, dan penjualan sekitar 6 ton teh hijau dan hitam yang ditanam di pertanian seluas 6 hektar ini. Perkebunan yang ada di pertanian ini sangat luas, perkebunan ini terkadang di sebut “ladang teh di langit”. Seluruh teh ditanam di dataran tinggi yang sejuk, ketinggian 600 meter membuat teh tumbuh subur dengan kondisi tanah yang kaya akan abu vulkanik.
Menurut Amano, daerah Ishitobi memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan untuk menanam sebuah teh yang berkualitas tinggi. Sudah 40 tahun sejak Amano, mengambil alih pertanian dari ayahnya setelah lulus SMA, mulai menanam teh tanpa menggunakan bahan kimia pertanian, uniknya latar belakang keputusan ini adalah adanya penyakit yang mewabah di Minamata, penyakit ini adalah gangguan Neurologis yang disebabkan karena keracunan merkuri yang parah, dan disebabkan oleh bencana ekologis yang mencemari bahan-bahan makanan di daerah tersebut, sehingga kala itu penjualan sempat menurun drastis. Tetapi akhirnya memiliki hasil yang tidak terduga, kebun tersebut menjadi terkenal karena menumbuhkan spesies teh asli yang jarang ditemukan, dan metode tanpa kimia membuat penduduk sekitar tidak takut untuk mengkonsumsinya.
Mempelajari Sejarah Teh Hitam Jepang
Petani teh biasanya memproses daun teh yang mereka panen untuk mengubahnya menjadi sebuah teh yang dapat dikonsumsi, Amano menjelaskan keputusannya untuk mulai memproduksi teh hitam Jepang, menurutnya serangga yang menjadi faktor daun teh mengalami penurunan kualitas, rasa dari daun teh yang telah berubah cokelat tersebut dinilai tidak begitu bagus. Karena pertanian mereka menanam teh tanpa bahan kimia, daun cokelat yang disebabkan oleh serangga tersebut dirubahnya lagi menjadi teh hitam gaya Jepang.
Keputusannya tersebut lah yang akhirnya membuatnya tertarik untuk memanfaatkan apa yang ada di tangannya untuk menghasilkan sebuah teh yang lebih berkualitas dari berbagai jenis varietas teh hijau. Pada hari ini, pertanian ini menghasilkan teh hitam dari sekitar 80% teh hijau yang dipanen dari perkebunan. Dengan memprosesnya menjadi teh hitam, rasanya menjadi lebih mengesankan, itu semua berkat metode pemanasan dan fermentasi asli yang digunakan untuk memproses daun tehnya. Kamu dapat menikmati suguhan teh segar di sebuah kafe yang dibangun tidak jauh dari pertanian tersebut, di sana kamu juga bisa membeli produk-produk teh mentah untuk dibawa pulang.
Informasi Kafe Pertanian Amano Seichaen Tea
Jam Buka : 11:00AM-4:00PM (Tutup Selasa)
Alamat : Ishizakagawa, Minamata-shi, Kumamoto, 熊本県水俣市石坂川
Website
Lokasi
Source : Tsunagu Japan
0 Comments