Tradisi Budaya Jepang – Yakudoshi adalah sebuah takhayul Jepang atau sebuah keyakinan dalam agama Shinto yang menyatakan bahwa tahun-tahun tertentu dalam kehidupan manusia adalah tidak beruntung. Menjadi sebuah hal yang umum bagi kuil-kuil Shinto Jepang untuk memberikan informasi mengenai jadwal tanggal kelahiran dan umur yang tidak beruntung pada setiap tahunnya.
Kepercayaan ini diyakini berasal dari ajaran Onmyodo, namun sampai sekarang memang belum diketahui sumber yang pasti. Perhitungan usia yang tepat dari tahun-tahun yakudoshi juga bervariasi. Misalnya, dalam Irohajiruishou (色 葉 字 類 抄) dari periode Heian menyatakan bahwa tahun 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85, 97 tidak beruntung. Di sisi lain, jadwal yang lebih baru yaitu Shuugaishou (拾 芥 抄) pada periode Kamakura menyatakan bahwa tahun 13, 25, 37, 49, 61, 73, 99 adalah tahun yakudoshi. Kemudian pada abad ke-16 Kanei (寛 永) menyatakan bahwa 13, 25, 37, 49, 61, 85, 99 adalah angka yakudoshi. Hingga akhirnya, dalam ajaran Buddha yang menyatakan bila angka 7, 13, 33, 37, 42, 49, 52, 61, 73, 85, 97, 105 dianggap tidak beruntung.
Simak Juga : Kehidupan Masyarakat Tokyo Yang Penuh Privasi
Pemahaman dasar untuk Yakudoshi adalah kosmologi Jepang. Dalam catatan sejarah, tertulis jelas bahwa usia yang tidak beruntung telah banyak berubah dan berbeda berdasarkan wilayah dan periode jaman. Selain itu pemikiran dari teori ‘Yin dan Yang’ juga sangat berperan dalam perhitungan ini, tahun-tahun buruk memiliki jadwal yang berbeda untuk pria dan wanita, untuk pria 25, 42, 61 merupakan angka tidak beruntung dan 19, 33, 37 untuk wanita. Secara keseluruhan umur 42 dikatakan paling sial untuk pria dan 33 untuk wanita.
Kepercayaan pada Yakudoshi tersebar luas di Jepang. Orang-orang yang akan menghadapi tahun sial mereka akan membeli jimat keberuntungan ekstra untuk melewati tahun tersebut dan sisanya bergantung pada perilaku baik yang dilakukan oleh orang tersebut agar dapat melewati periode tahun sialnya tanpa tragedi yang besar. Tahun sial akan mulai dihitung saat orang tersebut lahir. Selain itu juga dikatakan bahwa tahun-tahun sebelum dan sesudah Yakudoshi seseorang masih dapat sial dan pada tahun sebelum Yakudoshi seseorang akan melihat pertanda-pertanda buruk.
Festival diadakan setiap tahun di kuil Hachiman pada tanggal 18-19 Januari. Festival akan berjalan selama dua hari, festival ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang memasuki tahun Maeyaku atau Yakudoshi mereka dan mendatangi kuil untuk menjalani ritual harae dalam agama Shinto yang disebut Yakubarai (厄 払 い). Upacara ini melibatkan seorang pendeta yang sedang membaca doa sambil melambai-lambaikan haraegushi di atas orang itu untuk mengusir roh-roh yang membuat seseorang tidak beruntung. Para peserta festival juga akan membeli barang souvenir semacam jimat untuk dipajang di rumah mereka.
Alasan kuatnya keyakinan pada Yakudoshi mungkin berakar pada pilihan angka-angkanya. Khususnya untuk pria, usia 25, 42 dan 61 dapat mewakili transisi ke masa dewasa, usia paruh baya dan usia lanjut. Ini mungkin tahun-tahun sulit yang terasa seperti nasib sial. Namun angka untuk wanita kurang masuk akal karena cukup berdekatan.
One Comment