Belajar Bahasa Jepang – Mungkin kamu dapat mengatakan jika Jepang memiliki banyak dialek khas seperti halnya wilayah mereka yang dibagi menjadi banyak Prefektur, namun akan sangat sulit untuk membayangkan bagaimana sebuah negara seukuran California (Amerika Serikat) menampung 47 gaya bahasa Jepang yang berbeda, meskipun terkadang perbedaannya hanya kecil. Jika kamu pernah mencoba untuk belajar bahasa Jepang hingga beberapa waktu dan mencoba untuk mencari perbincangan bahasa Jepang dalam berbagai media, kamu pasti menemukan lebih dari satu dialek Jepang yang dihadirkan dalam perbincangan tersebut. Kamu mungkin dapat mengenal beberapa dialek tersebut, tetapi beberapa lagi mungkin tidak dapat kamu ketahui.
Sejarah bahasa Jepang kembali dari 2.000 tahun silam, sebagai negara kepulauan, membuat Jepang sangat sedikit memiliki kontak dengan negara lain, dan mereka kala itu hanya memiliki kontak yang dekat dengan dataran China. Oleh karena itu pengaruh bahasa China dalam bahasa Jepang memang cukup besar, terutama dalam penulisan huruf Kanji dan kemudian perlahan berkembang ke seluruh negeri di Jepang. Baru pada abad ke-19 mulailah pembicaraan tentang satu bahasa yang digunakan untuk masyarakat Jepang, dan sebagian darinya adalah bahasa yang terpadu dan dapat diucapkan oleh semua warga negara. Versi bahasa terpadu ini disebut Hyojungo, atau bahasa Jepang standar. Adanya sistem sekolah yang diterapkan dan penyiaraan radio kala itu membantu memperluas hyojungo masuk kedalam kehidupan masyarakat Jepang di seluruh wilayah. Inilah cikal bakal bahasa Jepang yang kini biasanya dipelajari oleh pelajar lokal maupun orang luar Jepang.
Simak Juga : Ini Dia Alasan Mengapa Film Menjadi Teman Terbaik Untuk Belajar Bahasa Jepang !
Dialek Dalam Bahasa Jepang
Pada pertengahan tahun 1900-an, seorang ahli bahasa mengklasifikasikan banyak dialek Jepang untuk mencoba dan memahami bagaimana bahasa Jepang dapat berevolusi selama perjalanan sejarahnya. Pada saat ini, kamu dapat membagi mereka kedalam empat kelompok dialek yaitu Jepang Timur (Kanto, Tohoku, Hokkaido), Jepang Barat (Osaka, Kyoto, Shikoku), Jepang Kyushu dan dialek Hachijo.
Tidak heran jika banyak orang yang berpikir jika 47 dialek sangatlah banyak dan sulit untuk membedakannya. Tetapi dari sudut pandang linguistik, dialek Jepang tidak jauh berbeda dengan gaya-gaya dialek bahasa lain, yaitu dapat dikenali oleh perubahaan pada bagian tertentu dalam sebuah pengucapan kata. Pertama, ada pada kosa kata. Kamu akan menemukan banyak kata-kata tertentu yang bervariasi dalam penyebutannya di berbagai wilayah Jepang. Misalnya sebagai contoh “Kawaii” yang berarti imut atau lucu menjadi “Aishiraka” dalam dialek Hakata. Perbedaan dalam bentuk kosa kata ini juga memungkinkan seorang mengucapkannya dengan ekspresi yang berbeda. Contoh lainnya bisa kita lihat dalam kata “Suteru” yang artinya membuang sampah, namun dalam dialek Hokkaido, suteru digantikan oleh “Nageru”, yang dapat diartikan melempar bola atau batu.
Kedua kamu dapat melihat perbedaannya dalam Kopula, ini biasanya adalah pengucapan pada kata akhir dalam bahasa Jepang seperti “Desu” dan “Da”, contoh uniknya dalam dialek Osaka yang mengubah kata “Da” menjadi “Ya”, sehingga beberapa pengucapan terlihat dengan ekspresi yang berbeda. Terakhir yang dapat kamu lihat sebagai perbedaan dalam setiap dialek Jepang adalah penggunaan Konjugasi kata kerja yang bisa menjadi indikator. Sebagai contohnya dialek Nagoya yang sangat kaya dengan penggunaan ini, contoh paling populer terlihat dalam dialek Nagoya pada kata “-teiru”, yang ditambahkan ke dalam kata kerja untuk menggambarkan sebuah tindakan atau keadaan yang sedang berlangsung, misalnya “Tabeteiru” yang diubah menjadi “Tabetoru”.
Dialek Jepang Dalam Media
Meski dialek memang membuat pengucapan menjadi berbeda namun artinya tetaplah sama, sehingga terkadang kamu melihatnya dalam acara-acara media entertainment seperti acara film dan TV. Dialek Kansai, terutama Osaka-ben, sering kali merupakan yang pertama yang banyak dipelajari oleh anak kecil atau remaja di Jepang. Faktor utamanya adalah karena kota Kansai adalah pusat media komedi Jepang, dan tidak jarang melihat seorang komedian Jepang berbicara dengan pola khas Osaka. Osaka-ben juga cukup sering digunakan dalam percakapan film anime, salah satunya dapat kamu lihat dari film animasi lawas Cardcaptor Sakura, yang dimana karakter “Kero-chan” memiliki dialek ini dalam pengisian suaranya.
Source : Tokyoweekender
0 Comments