Belajar Bahasa Jepang – Seperti bahasa-bahasa lainnya, dalam bahasa Jepang terkadang memang terdapat suku kata yang tidak memiliki arti dalam bahasa lain. Bahkan dalam kamus Oxford, ada sekitar 170.000 kata yang digunakan dalam bahasa Inggris pada 30 tahun yang lalu, dan dikatakan bahwa rata-rata orang yang berbicara dalam dua bahasa yaitu Inggris dan bahasa lainnya di eropa atau disebut juga anglophone memiliki kata-kata mereka sendiri dalam menyebut sebuah kata dan tidak dapat diartikan dalam bahasa lain. Hal ini juga terjadi di Jepang, namun dalam jumlah yang lebih banyak. Bahasa Jepang menjadi bahasa aglutinatif yang banyak meminjam kata-kata dari bahasa asing seperti Inggris, Jerman, dan Prancis, sebagian besar kata-kata tersebut adalah kata slang yang dibuat secara tidak sengaja oleh berbagai kebiasaan tradisional. Kali ini Artforia akan menjelaskan lagi salah satu kata slang dalam bahasa Jepang yang tidak dapat diartikan kedalam bahasa lain.
Taman Jojoin di Kuil Kiyomizu-dera dikenal sebagai taman bulan, yang memang sering terlihat refleksi bayangan bulan di tengah-tengah kolam yang ada di taman tersebut dan memukau banyak pengunjung yang datang di senja atau malam hari. Batu-batu ditempatkan dengan sempurna dan semak-semak terawat di sekitar kolam dirancang untuk tampak seolah-olah menjadi pemandangan yang menyatu dengan pemandangan Gunung Kodaiji, gunung yang dihormati dan menghadap langsung kota Kyoto, dan Kuil ini yang didirikan sejak tahun 778. Teknik desain taman ini diselaraskan dengan pemandangan alam sekitarnya, yang dikenal dengan sebutan 借 景 atau dibaca menjadi Shakkei.
Simak Juga : Ini Dia Alasan Mengapa Film Menjadi Teman Terbaik Untuk Belajar Bahasa Jepang !
Desain tamannya berbeda dan unik dari gaya-gaya Eropa, sehingga teknik ini membuat desain taman Jepang terlihat anggun dan dihormati di seluruh dunia, dan merupakan alasan utama mengapa arsitektur taman Jepang tumbuh menjadi bidang studi sendiri. Namun bagaimana orang menjelaskan tentang kata Shakkei sendiri menjadi tantangan tersendiri, Shakkei sendiri adalah ungkapan kata untuk berkebun dan menciptakan perasaan yang dekat dengan para pengunjung yang datang ke taman tersebut, istilah Shakkei sendiri berasal dari bahasa Mandarin, tetapi bagi kamu yang mengerti bahasa Jepang dengan pengetahuan Kanji yang tinggi mungkin sudah bisa menebak arti harfiahnya. Dibentuk oleh kata 借 (meminjam) dan 景 (pemandangan), sehingga bisa artikan sebagai “Pemandangan yang dipinjam”.
Meskipun tidak dikonsep sampai tahun 1960-an lalu, beberapa sejarawan berpendapat bahwa prinsip dasar dari kata Shakkei ada dalam Sakuteiteki, sebuah buku Jepang tentang pembuatan taman yang ditulis pada abad ke-11. Shakkei berasal dan terinspirasi dari China pada awal periode Asuka yang jatuh pada tahun 538 hingga 710 tetapi dikembangkan lebih lanjut berkat pengaruh Buddha di Jepang selama periode Marunochi yang jatuh pada tahun 1336-1573. Teknik ini memuncak popularitasnya selama periode Meiji dan Taisho, meskipun tidak eksklusif Jepang karena mengambil dari bahasa China, tetapi setidaknya ini adalah karakteristik unik yang terbentuk di negeri Sakura.
Dalam kata-kata sederhana dan nonteknis, Shakkei adalah penggabungan elemen-elemen yang disesuaikan dari lingkungan alam ke dalam sebuah desain taman, sehingga bentang alam dapat menyatu sempurna dengan taman tersebut dan menciptakan sebuah pemandangan yang alami, niat di balik konsep Shakkei adalah untuk mengakali ruang taman yang digunakan dan menipu mata para pengunjungnya sehingga terasa seperti di alam bebas, menciptakan sebuah ilusi keharmonisan antara taman dan alam sekitarnya. Pada masa modern di Jepang saat ini, Shakkei dapat diterapkan secara virtual di mana saja, mungkin kamu akan melihat konsep-konsep ini diterapkan pada gedung-gedung tinggi di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.
Source : tokyoweekender
0 Comments