Berita Anime Jepang – Anime terkenal Demon Slayer berlatar di awal abad kedua puluh Jepang. Namun, kimono dan pakaian yang dikenakan oleh karakter seperti Tanjiro, Zenitsu, Nezuko, dan Inosuke bukan hanya barang bersejarah; desain dan pola mereka telah digunakan di Jepang selama berabad-abad dan masih populer dan signifikan hingga saat ini.
Simak Juga : 4 Daftar Anime Terbaru Netflix Yang Akan Segera Tayang
Pola kimono Demon Slayer para karakter juga menjadi inspirasi di balik beberapa desain produk paling populer di anime tersebut. Pola tradisional ini, yang disebut “wagara” atau “pola Jepang”, memiliki nama dan arti tertentu. Mari kita lihat karakter-karakter ini, dan tema-tema yang tersembunyi dalam pakaian mereka!
Pola Kotak-kotak Ichimatsu Tanjiro
Tanjiro Kamado mengenakan kimono dengan pola ichimatsu hitam-hijau. Pola kotak-kotak ini merupakan kombinasi bentuk persegi atau persegi panjang dengan warna yang berselang-seling, mirip dengan papan Go (catur Jepang).
Pola ini dikenal sebagai “pola ichimatsu” setelah dipopulerkan oleh aktor kabuki Sanogawa Ichimatsu (1722-1762) yang mengenakan celana panjang kotak-kotak putih dan biru yang mencolok. Istilah ini terus digunakan sampai sekarang.
Pola Ichimatsu mewakili umur panjang, berkembang dalam bisnis, dan kemakmuran pribadi dan keluarga.
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 juga mengambil inspirasi dari pola ichimatsu di logo mereka. Berbagai negara, budaya, dan ideologi direpresentasikan dengan tiga bentuk segi empat. Dikombinasikan, bentuk-bentuk ini menyampaikan pesan “kesatuan dalam keragaman” dan berubah menjadi desain pola ichimatsu komposit.
Pola Daun Rami Asanoha Nezuko
Kimono yang dikenakan oleh Nezuko—adik perempuan Tanjiro—menampilkan pola yang terinspirasi dari alam. Dia memakai kimono dengan pola asanoha (daun rami) dan selempang berpola ichimatsu.
Pola daun rami adalah salah satu pola tradisional kimono yang paling populer. Itu terinspirasi oleh bentuk daun rami yang tumpang tindih. Pola ini sering terlihat dalam seni dan patung Buddha. Pola ini juga populer di kostum panggung kabuki dan cetakan balok kayu selama Periode Edo (1603-1868).
Bayi dan anak-anak sering diberi pakaian yang dijahit dari tekstil asanoha, karena daun rami dikenal tahan lama dan cepat tumbuh. Diyakini bahwa mengenakan pakaian dengan pola daun rami akan menangkal kemalangan dan membantu anak tumbuh kuat dan sehat.
Pola Sisik Ukomon Zenitsu
Zenitsu Agatsuma, karakter populer lainnya, juga memakai pola yang terinspirasi oleh alam. Versi modifikasi dari pola urokomon (skala) ini menggabungkan segitiga sama sisi yang tumpang tindih. Pola tersebut disebut urokomon karena segitiga tersebut menyerupai sisik (uroko) yang terdapat pada ular, ikan, dan naga.
Secara historis, gerabah dengan pola segitiga terus menerus ini digunakan sebagai barang pemakaman yang akan melindungi almarhum di akhirat. Diyakini bahwa pola tersebut memiliki kekuatan untuk melindungi dari kejahatan dan kutukan, yang menyebabkan penggunaannya pada baju besi dan senjata.
Selama Periode Muromachi (1336-1573), pola skala juga dapat dilihat di teater Noh, pada kostum aktor bermain ular atau setan perempuan pendendam. Pada Periode Edo (1603-1868), pola ini dikaitkan dengan ular dan kupu-kupu yang berganti bulu dan melambangkan kelahiran kembali dan pelarian dari kemalangan.
Pola sisik juga dikaitkan dengan doa untuk keselamatan di laut.
Pola Panah Yagasuri dan Gelombang Seigaiha
Yagasuri adalah pola tradisional yang menggambarkan pelepasan anak panah. Pola ini sering digunakan pada kimono pernikahan, dengan harapan pengantin wanita akan berhasil ketika meninggalkan dari rumah orang tuanya.
Ini berasal dari pepatah Jepang bahwa, sekali panah ditembakkan, panah itu tidak akan pernah kembali.
Pakaian Yagasuri telah populer di kalangan wanita muda sejak Zaman Meiji (1868-1912). Hari ini, sering terlihat pada kimono yang dikenakan oleh wanita muda di wisuda universitas mereka!
Seigaiha adalah pola yang dibuat dari setengah lingkaran yang tumpang tindih yang menciptakan desain geometris seperti gelombang. Ini adalah salah satu pola tradisional Jepang yang paling umum; ombak tak berujung melambangkan kebahagiaan dan kedamaian abadi.
sumber : matcha-jp.com
0 Comments