Cerita Hantu Jepang – Karena negara Jepang sebagian besar di kelilingi oleh lautan, membuat laut menjadi pengaruh besar untuk negara ini. Tidak hanya makanan ataupun wisata tetapi juga legenda dan mitos-mitos menyeramkannya, salah satunya adalah legenda mitos kapal pemancing kecil yang hilang di perairan Jepang pada tahun 1926 dan berhasil ditemukan kembali pada tahun 1927 tetapi di perairan Canada!, di Jepang kisah ini dikenal dengan nama “Ryou-ei-maru”.
Ditemukannya kapal tersebut pada tanggal 31 Oktober 1927 di pulau Vancouver di perairan sebelah barat Canada. Saat sebuah kapal kargo Amerika yang bernama Margaret Dollar ingin kembali pulang ke pelabuhan Seattle yang ada di Washington, kapal tersebut melintasi sebuah kapal pemancing kecil yang bertuliskan “Ryou-ei-maru”. Kondisi kapal tersebut sudah sangat hancur, bagian badan kapal sudah sobek dan didalamnya terdapat tulang manusia, sebuah mayat tanpa kaki yang terlihat membusuk karena terlalu lama di kapal tersebut.
Simak Juga : Legenda Kayako Yang Terkenal Dalam Film Horror The Grudge
Di bagian kabin kapal terdapat rangka manusia dengan tulang yang sudah hancur, tembok-tembok kabin kapal dipenuhi darah, kemudian di bagian dapur bulu-bulu burung laut seagull berceceran di lantai. Sebuah kaleng minyak yang berada di atas kompor yang telah rusak terdapat sebuah kerangka tangan manusia, tidak ada makanan ataupun air di atas kapal dan mesin kapal telah hancur total serta berkarat. Namun sebuah 3 kertas catatan ditemukan di ruangan kapten kapal, isi cari catatan itu menceritakan tentang kejadian yang menimpa kapal ini.
Dalam catatan tersebut dimulai pada tanggal 5 Desember 1926 dimana kata Ryou-ei-maru mulai berlayar dari pelabuhan Misaki di prefektur Kanaga dengan jumlah 12 orang kru kapal. Pemilik kapal bernama Fujii Sanshiro, kapten kapal Miki Tokizo dan kepala ahli mesin Hosoi Denjiro. Kapal tersebut memiliki tiang tunggal dan beratnya sekitar 9 ton.
Pada tanggal 6 Desember tercatat mereka pergi untuk menangkap ikan tuna di perairan Choshi di prefektur Chiba, namun kondisi cuaca sangat buruk dan mesin kapal mengeluarkan suara aneh, mereka menghampiri pelabuhan Chosi untuk mengecheck kondisi mesin kapal namun tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan hingga akhirnya mereka pergi berlayar lagi dan berhasil menangkap beberapa ikan tuna besar di perairan Choshi tersebut, tetapi tidak lama kemudian mereka diterpa badai laut yang cukup besar dan mustahil untuk menghindarinya. Beberapa hari kemudian setelah terkena badai tersebut, kapal terbawa arus hingga sejauh 1000 mil di sebelah timur perairan Choshi.
Catatan kembali berlanjut pada tanggal 15, mereka melihat kapal lain dari kejauhan. Sedikit mendekat dan mereka melihat kapal tersebut bernama Kishu, tanpa berpikir lama mereka memberikan tanda dan berteriak untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada respon sama sekali dari kapal tersebut. Akhirnya sang kapten kapal memutuskan untuk membiarkan kapal tersebut melintas, stok makanan masih dapat menanggung sekitar 4 bulan kedepan.
Tanggal 16 Desember mereka mengatakan kembali melihat kapal dari kejauhan yang bernama “Oriental Steamer”, kembali mereka memberikan tanda dan berteriak untuk minta pertolongan, tetapi lagi-lagi tidak ada respon dari kapal tersebut. Mereka berusaha untuk kembali ke daratan Jepang, tetapi bagaimana pun mereka mencoba mereka selalu menuju ke arah yang berlawanan dengan daratan. Kru kapal mulai merasa depresi, dan yang mereka bisa harapkan hanya kapal-kapal lain yang akan melintas lagi. Sang kapten akhirnya memutuskan untuk membiarkan angin membawa mereka menuju dataran Amerika. Namun keputusan tersebut memang mustahil dan banyak kru kapal yang tidak percaya karena menggunakan kapal pemancing kecil seperti ini.
Catatan berlanjut pada tanggal 27 Desember, mereka mengatakan kembali memancing ikan tuna. Kemudian catatan kembali terlihat pada tanggal 27 Januari yang menuliskan mereka menggunakan ember untuk mengumpulkan air hujan, berharap untuk dapat minum, tetapi hujan turun hanya sedikit. Catatan kembali berlanjut pada tanggal yang cukup jauh yaitu 17 Februari dan mengatakan suplai makanan mereka sudah sangat menipis.
Tanggal 6 Maret persediaan makanan tersesia satu ikan saja, kondisi semakin memburuk dan banyak kru kapal yang bertengkar karena kelaparan. Keesokan harinya pada tanggal 7 Maret, kepala ahli mesin Hosoi Denjiro meninggal dunia karena kelaparan dan sakit, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menguburkan dirinya dengan cara menenggelamkannya ke laut. Tanggal 9 Maret mereka berhasil menangkap hiu besar, tetapi Naoe Tsunetsugi tidak memiliki kekuatan lagi untuk bertahan dan makan, hingga akhirnya dia meninggal dan kru kapal kembali menenggelamkan tubuhnya di laut.
Kembali berlanjut pada tanggal 15 Maret, Izawa Satsugi yang selalu memegang catatan kapal meninggal dunia karena penyakit, hingga akhirnya Matsumoto Gennosuke mengambil alih posisinya untuk mencatatkan laporan, mereka kembali menenggelamkan tubuh yang meninggal tersebut ke laut, dalam catatan mereka menulis “ini hanya tinggal waktu dan kita semua akan menghilang, muka kami pucat dan penuh janggut, berjalan tanpa arah di lautan seperti hantu yang sedih”.
Tanggal 27 Maret, dua kru kapal yang bernama Yokota Yoshinosuke dan Terada Hatsuzo tiba-tiba berteriak seperti orang gila dan mengatakan ” Hey! kita berada di Amerika! aku bisa melihat pelangi!” dan kemudian mereka bergerak tidak beraturan, kemudian mulai menggigit dan mencakar sebuah papan kayu. Tanggal 29 Maret, Yoshida Fujiyoshi kembali menangkap ikan tuna besar, tetapi tiba-tiba Mitani Torakichi seperti orang kesetanan mengambil kampak dan kemudian menebaskannya ke kepala Yoshida Fujiyoshi. Sebuah tragedi yang brutal dan menyeramkan tetapi semua tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak memiliki kekuatan untuk berdiri dan menghentikan Mitani Torakichi dari kegilaannya.
Para kru kapal lain hanya memadang diam kejadian tersebut, kondisi tubuh mereka mulai aneh karena kurangnya asupan sayuran dan hanya terdapat darah di gigi kami karena hanya memakan daging, “kami terlihat seperti monster, oh Buddha tolonglah kami”. Pada tanggal 4 April kapten kapal Miki menangkap sebuah burung yang sedang terbang cukup rendah, dirinya menangkap dan menarik burung tersebut seperti seekor ulang, kemudian semuanya berkumpul seperti semut yang sedang menemukan makanan. Semua mulut dipenuhi oleh darah, Matsumoto Gennosuke yang mengganti posisi Izawa Satsugi sebagai pencatat memiliki kondisi yang paling stabil diantara kru lainnya.
Catatan terus berlanjut mengkisahkan kondisi buruk mereka hingga tanggal 11 Mei, hingga akhirnya catatan berakhir pada tanggal tersebut.
Fakta Aneh Dari Tragedi Ini
Dalam catatan tersebut yang mengatakan bila mereka menemukan kapal lain dan tidak mendapat tanggapan adalah sebuah hal yang aneh, dan juga mereka mengatakan tidak pernah menemukan satupun pulau selama berlayar. Namun yang paling aneh adalah sebuah pernyataan dari kapten Richard Healy dari kapal kargo Amerika yang bernama “West Aeson” yang mengatakan ” Tanggal 23 Desember 1926 kami menemukan sebuah kapal kayu yang melintasi ombak di laut pasifik yang berjarak 1000km dari kota Seattle, meskipun telah cukup dekat tetapi tidak ada respon dari mereka terhadap tanda bantuan kami. Nama kapal tersebut adalah Ryou-ei-maru, terlihat 10 kru kapal yang terdiam dan hanya memandang kami, tetapi tidak ada satupun yang membalas respon kami.”
Sebuah kejadian dan pernyataan yang sangat terbalik dari catatan yang ditemukan di kapal tersebut, apakah yang terjadi?? semua itu adalah misteri lautan.
0 Comments