Cerita Hantu Jepang – Kehidupan masyarakat Jepang kuno memang dipenuhi oleh kisah-kisah mitologi yang didasari oleh kebudayaan-kebudayaan nenek moyang mereka, sosok Yokai yang merupakan siluman, hantu atau semacamnya yang dimasukan dalam kategori mahkluk supranatural Jepang sudah menjadi cerita-cerita populer di kalangan masyarakat negeri Sakura ini, setiap Prefektur biasanya akan memiliki cerita-cerita Yokai mereka sendiri atau terkadang hanya berbeda nama saja.
Simak Juga : Mitos Siluman Pencuci Kacang Azuki Yang Disebut Azukiarai Atau Azukitogi !
Basan (波山 atau ばさん) adalah Yokai yang memiliki wujud seperti seekor burung atau ayam hutan yang hidup di pegunungan di Provinsi Iyo. Menurut cerita legenda, sosok Basan adalah seekor ayam besar yang dapat menghembuskan api biru dari mulutnya. Pada legendanya dikatakan bila Basan adalah seekor burung yang sangat langka yang hanya dapat ditemukan di pegunungan Ehime yang terletak di pulau Shikoku, para masyarakat kuno mengatakan bila mereka memiliki ukuran kira-kira seperti ayam kalkun dan berbentuk seperti ayam pada umumnya. Namun mereka lebih dikenali karena bulu-bulu mereka yang berwarna lebih cerah yang didominasi oleh warna merah.
Yang menjadi ciri khas Basan dari hewan-hewan disekitarnya adalah hewan mitos ini dikatakan dapat menghembuskan nafas api seperti seekor naga dalam berbagai mitologi, tetapi uniknya dikatakan bila apinya tersebut tidaklah panas dan tidak membuat area sekitar kebakaran meski terdapat banyak pepohonan kering. Basan merupakan hewan nokturnal, sehingga sangat sedikit para masyarakat kuno yang mengaku pernah merasakan kehadirannya. Basan membuat sarang mereka di kerumunan pohon-pohon bambu yang kala itu memang banyak di hutan Jepang dan jauh dari aktivitas manusia.
Namanya “Basan” diilhami dari suara kepakan sayap mereka ketika mereka merasa kaget atau terancam dan pergi menghilang yang terdengar seperti “basabasa”. Para masyarakat kuno yang pernah melihat Basan mengaku mereka melihat burung tersebut menghilang di langit-langit malam ketika merasa terancam.
0 Comments