Rumah C4L: Hasil Kolaborasi Menakjubkan antara 7 Artisan dan Arsitek
Berita Arsitektur Jepang – “Kami percaya bahwa rumah-rumah yang berakar pada pemahaman tentang konteks budaya Jepang dan rasa hormat terhadap keterampilan dan inovasi nenek moyang kita, yang tetap dapat diteruskan kepada generasi masa depan, adalah jenis rumah yang seharusnya kita bangun di Jepang saat ini,” kata Hiroshi Saruta, arsitek utama dari Cubo Design Architect dalam proyek Rumah C4L.
Simak Juga : Oimachi’s Oase: Destinasi Belanja Unik Jepang Dengan Nuansa Gunung Dan Laut
Berdasarkan keyakinan ini, tim Cubo Design membawa masuk sekelompok tujuh pengrajin ahli untuk bekerja sama dengan mereka dalam proyek Rumah C4L. Para pengrajin ini mengkhususkan diri dalam kerajinan kayu sukiya, pekerjaan plester, layar, kertas washi, lak ban urushi, dan anyaman, dan mereka bergabung untuk menyesuaikan detail yang menghargai “kehangatan benda-benda yang dibuat dengan tangan.”
Di masa lalu, ruang-ruang yang redup menjadi hal yang umum di banyak rumah tangga Jepang setelah matahari terbenam. Atap menyambungkan interior yang redup dengan taman yang cerah, menciptakan gradasi kecerahan yang mengalihkan pandangan dari dalam ke luar. Seperti yang ditulis oleh Junichiro Tanizaki dalam karyanya yang berpengaruh “Puji-pujian Terhadap Bayangan,” ada bahan dan perabot yang keindahannya dan kenyamanannya hanya bisa sepenuhnya dinikmati dalam cahaya setengah dari rumah tradisional. Terinspirasi dari ide ini, berbagai bagian rumah dirancang dengan tingkat pencahayaan yang bervariasi berdasarkan tujuan ruang tersebut, dan ditempatkan di sekitar taman, halaman, dan teras.
Ketika memasuki, para pengunjung disambut oleh kolam dangkal yang diterangi dengan lembut dengan dinding plester bertekstur di satu sisi dan kaca bening di sisi lain. Jalan setapak dilengkapi dengan batu alami dan batu yang dipoles yang diletakkan di atas batu dan tanaman, menyerupai taman luar, meskipun mengarah ke ruang lounge dalam ruangan.
Kamar tidur lantai pertama menampilkan desain kontemporer, dengan area tidur yang redup yang disaring oleh tali anyaman untuk privasi. Lorong dan kamar tidur dipisahkan oleh kerajinan kayu kumiko yang dibuat dengan indah. Area kamar mandi memiliki bak mandi batu yang tenggelam dan sauna kayu berbentuk melengkung.
Ruang teh mencerminkan teknik-totem kayu tradisional Jepang dan juga dilengkapi dengan lantai tatami. Area balkon kecil menghadap ruang lounge lantai dasar, menawarkan perbandingan visual antara halus dan kasar, terang dan gelap.
Lantai kedua, atau lantai atas, terdiri dari area tempat tinggal, makan, dan dapur, bersama dengan teras menghadap ke selatan. Teras ini dilindungi oleh atap tipis yang berlapis kayu yang besar.
Rumah ini mencerminkan kedamaian dan keseimbangan yang mendefinisikan budaya Jepang, sambil juga menangkap keindahan ketidaksempurnaan yang dikenal sebagai wabi-sabi. Setiap ruang secara harmonis menggabungkan unsur-unsur modern dan tradisional, menciptakan pengalaman yang menarik namun berakar.
KOLABORATOR
Kerajinan Kayu Kumiko: Eiichi Yokota
Ruang Teh Sukiya: Hirochika Sugimoto
Kertas Washi: Eriko Horiki
Pekerjaan Plester: Naoki Kusumi
Kerajinan Kayu: Yoshihiro Wada
Anyaman Kumihiro: Takashi Fukuda, Ryuta Fukuda
Lak Ban Urushi (Wajima): Haruo Ichimatsu, Satoshi Ichimatsu
0 Comments