Seni Budaya Jepang – Selain sebagai Negeri Sakura, Jepang juga terkenal sebagai Negeri Para Samurai. Sampai kini, masih ada beberapa peninggalan samurai yang dapat Anda telusuri lebih jauh. Samurai adalah istilah untuk golongan bangsawan / perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang.
Samurai mengalami masa kejayaannya pada zaman pertempuran, atau periode perang antar negri (dalam bahasa Jepang disebut Sengoku Jidai). Kata “samurai” berasal dari kata kerja “samorau” asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi “saburau” yang berarti “melayani”, dan akhirnya menjadi “samurai” yang berarti bekerja / mengabdi kepada “majikan” (tuan / junjungannya). Sampai-sampai ada kuil khusus yang didedikasikan untuk roh seorang samurai yang dianggap memiliki keberanian mengesankan.
BACA JUGA : MENENGOK TSUYU, MUSIM HUJAN DI JEPANG
Nah nama kuil tersebut ialah Goryo Jinja. Sudah pernahkah mendengar nama kuil ini? Jaraknya hanya 2 kilometer saja dari Stasiun Kamakura. Nama samurainya Kagesama Kamakura yang berasal dari klan Taira. Yang banyak menarik perhatian para pengunjung kuil ini ialah simbol bulu anak panah di bagian atapnya. Simbol tersebut erat kaitannya dengan cerita yang pernah terjadi pada tahun 1085 dalam pertempuran Perang Gosannen.
Diceritakan bahwa kagesama yang waktu itu masih berumur 16 tahun ikut berpartisipasi dalam pertempuran tersebut. Ketika sudah memasuki medan perang, sang samurai terkena anak panah yang sampai menembus mata kirinya. Namun apa yang terjadi? Alih-alih keluar dari medan perang, justru semangatnya semakin membara. Kagesama terus merangsek maju dengan anak panah yang tertancap di mata kirinya. Kagesama pun kembali ke kemahnya dengan kondisi mata kirinya masih tertancap anak panah. Ketika kembali itu, seorang samurai lain berusaha untuk mencabut anak panah tersebut dengan menempelkan kakinya di dahi sang samurai.
Namun karena dalam tradisi samurai Jepang, menaruh kaki di dahi merupakan bentuk penghinaan sekalipun dalam kondisi terpaksa, Kagesama pun akhirnya marah. Melihat Kagesama marah, rekan samurainya itu kemudian meminta maaf. Pada akhirnya anak panah tersebut berusaha dicabut dengan cara berbeda.
Karena itulah, keberanian Kagesama masih diingat sampai kini. Keberanian yang terus dianggap sebagai contoh yang baik dalam memperjuangkan hidup dan kebenaran. Karena keberaniannya itu pula pada akhirnya ia diabadikan lewat kuil ini. Bulu anak panah itupun kemudian dijadikan lambang kebanggaan kuil yang memang secara khusus didedikasikan untuknya.
0 Comments