Tradisi Budaya Jepang – Ryokan merupakan sebuah penginapan tradisional Jepang yang memberikan kenyamanan kepada para pengunjungnya sebuah suasana rumah tradisional Jepang. Penginapan ini tidak banyak berubah sejak era Edo. Semuanya serba tradisional di Ryokan termasuk bangunan, taman, kamar, tempat tidur, onsen, makanan dan pakaian yang disediakan. Oleh karena itu bagi para traveler yang ingin mengenal lebih dalam pesona Jepang kuno sangat disarankan untuk menginap di Ryokan daripada Hotel.
Simak Juga : Arti 7 Bunga Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang
Dalam catatan sejarahnya pada tahun 1603 seorang panglima perang terkenal yang bernama Tokugawa Ieyasu menjadi Shongun di Jepang setelah memenangkan serangkaian pertempuran besar. Kepemimpinan dirinya mengawali penguasaan panjang Shongun Tokugawa atau yang dikenal sebagai era Edo pada tahun 1603 – 1868.
Sebelum tahun 1603, Jepang berada dalam kondisi peperangan saudara selama berabad-abad. Era Edo adalah periode yang panjang dan sekaligus pertama sebuah perdamaian domestik di Jepang. Sehingga pada periode ini cukup banyak beberapa produk atau budaya unik tercipta dan salah satunya adalah penginapan Ryokan.
Jenis Ryokan
Terdapat banyak macam Ryokan, dari mulai rumah kecil yang dijalankan oleh sebuah keluarga hingga ryokan besar yang biasanya memiliki beberapa karyawan dalam mengurusnya. Ryokan juga bervariasi berdasarkan harga, karena pelayanannya yang berbeda dari Hotel membuat Ryokan memang memiliki biaya inap yang lebih mahal dari hotel namun juga terkadang ada beberapa ryokan yang menawarkan dengan harga-harga cukup rendah untuk menarik para pengunjung karena saat ini persaingan semakin ketat.
Untuk soal harga dalam pelayanan Ryokan selalu dihitung berdasarkan jumlah orang permalam. Harganya telah termasuk sarapan dan makan malam yang mewah dan unik. Kamar yang disediakan biasanya dapat menampung 4 orang. Harga lebih murah ketika 4 orang berbagi satu kamar. Perlu juga diingat sebagian besar Ryokan tidak menerima booking perorangan.
Lokasi Ryokan
Saat ini sebuah Ryokan dapat ditemukan di mana saja di Jepang. Dari desa terpencil kecil hingga kota besar Tokyo anda dapat menemukan penginapan tradisional ini. Daerah Asakusa Tokyo dikenal sebagai area Ryokan dengan harga yang bersahabat namun tidak termasuk biaya makan.
Selain itu di Kyoto sebagian besar ryokan menawarkan pelayanan kelas atas dan sebagian besar ryokan terletak di area wisata seperti Hakone. Namun desa kecil terpencil di Jepang sering memiliki ryokan, biasanya Ryokan juga menyatu dengan rumah sang pemiliki ryokan dan bila anda bersedia menginap anda dapat berinteraksi hangat dengan pemilik rumah yang ramah.
Layanan Ryokan
Dalam pelayanannya penginapan Ryokan sangat bersahabat dan berbeda dari Hotel, di Ryokan anda akan lebih merasakan suasana tinggal di Jepang dan juga interaksi dengan pemiliki Ryokan akan membuat anda merasa seperti dirumah sendiri. Terkadang anda akan menemukan nama anda tertulis di papan selamat datang ketika anda memasuki Ryokan yang ada pilih.
Dengan sambutan hangat anda akan diantara ke tempat duduk di lobi atau terkadang langsung menuju ke kamar anda, kemudian anda biasanya akan diberi teh dan cemilan sebelum akhirnya anda harus mengisi sebuah formulir check in menginap. Ryokan akan memberikan tingkat layanan yang tidak biasa dan sangat berbeda dari standart hotel. Biasanya pada Ryokan kelas atas akan ada petugas yang di khususkan untuk menjadi asisten anda selama menginap.
Ruangan Ryokan
Bentuk dari bangunan Ryokan sendiri tentunya adalah bangunan rumah tradisional Jepang namun meskipun begitu terkadang terdapat juga ryokan dengan struktur bangunan yang modern namun di dalamnya tetap menawarkan suasana tradisional. Sebuah ryokan biasanya memiliki area umum yang luas seperti lobi, restoran atau juga taman untuk para penginap bersantai, untuk ryokan yang besar biasanya memiliki fasilitas lain seperti cafe, ruang karoke, bar kecil dan ruang bermain.
Sedangkan untuk kamarnya tentu merupakan kamar tradisional Jepang yang dipenuhi oleh lantai tatami, kasur futon, perabotan bergaya lama, fusuma, shoji, dan tokonoma.
One Comment