Seni Budaya Jepang – Seperti telah banyak diketahui oleh orang-orang bila sosok hewan rubah memiliki banyak arti di negara Jepang, hewan rubah atau dalam bahasa jepang adalah Kitsune merupakan subjek yang umum untuk mitos dan cerita rakyat Jepang, dalam mitosnya hewan rubah ini dianggap bisa mengambil bentuk manusia. Dalam mitos mereka bisa berubah wujud menjadi manusia dan juga kembali lagi menjadi rubah dan diceritakan mereka senang merayu manusia. Ada beberapa mitos Jepang di mana pria atau wanita muda tanpa sadar menikahi seekor rubah.
Simak Juga : Jizo Dewa Pelindung Anak-Anak Jepang
Rubah dianggap utusan para Dewa. Perkawinan rubah dianggap pertanda baik. Kisah mengenai pernikahan kitsune diciptakan kembali di berbagai festival setiap tahun di seluruh Jepang. Kitsune (ç‹, ゠ツ ãƒ) di gambarkan sebagai makhluk yang cerdas dan memiliki kemampuan magis yang meningkat seiring bertambahnya usia dan pengalaman mereka. Menurut cerita rakyat YÅkai, semua rubah memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk menjadi manusia dan beberapa cerita rakyat lainnya berbicara tentang kitsune yang menggunakan kemampuan ini untuk menipu manusia. Karena sosoknya yang begitu kuat dalam sejarah dan mitos Jepang sosok kitsune sampai memiliki tradisi sebuah pernikahan rubah yang bernama Kitsune no Yomeiri (ç‹ ã® å«å…¥ ã‚Š). Dalam tradisi acara ini biasanya wanita berpakaian pengantin dan mukanya digambarkan seperti rubah atau menggunakan topeng rubah.
Dikisahkan bila rubah dan manusia tinggal berdekatan pada era Jepang kuno dan persahabatan ini memunculkan legenda tentang makhluk-makhluk itu. Kitsune dipercaya memiliki hubungan sangat dekat dengan Inari (salah satu dewa Shinto) dan kitsune melayani sebagai utusannya. Dikisahkan juga semakin kuat rubah atau kitsune tersebut akan memiliki ekor yang banyak sampai maksimal 9 ekor, karena sosoknya yang kuat dan juga misterius Kitsune memang menjadi sebuah mitos yang sangat populer di Jepang dan tidak sedikit dunia entertainment menggunakan unsur mitos ini sebagai bahan produk mereka.
Rubah sering dianggap mahkluk yang memiliki kekuatan magis, terutama selama periode Edo (1603-1867), kehadirannya tidak begitu disenangi pada jaman dahulu, sebenarnya menurut catatan sejarah yang ada mitos-mitos rubah Jepang berawal dari mitologi Cina. Cerita rakyat China menceritakan tentang roh rubah yang disebut húli jÄ«ng (ç‹ç‹¸ç²¾) yang mungkin memiliki sembilan ekor (KyÅ«bi no Kitsune dalam bahasa Jepang). Banyak cerita paling awal yang masih ada dicatat di Konjaku MonogatarishÅ«, koleksi narasi China, India, dan Jepang abad ke-11. Rubah berekor sembilan itu mulai diadaptasi sebagai mitologi China hingga ke mitologi Jepang. Meskipun begitu nampaknya mitos-mitos yang berkembang di Jepang lebih populer ketimbang daerah lainnya oleh karena itulah sosok Kitsune lebih dikenal sebagai mitos yang berasal dari negara Jepang.
Kitsune juga dipercaya memiliki kecerdasan yang hebat, kekuatan sihir serta memiliki umur yang panjang. Sebagai sejenis yÅkai atau makhluk halus, “kitsune” sering dijelaskan sebagai “arwah rubah” tetapi bukan hantu, dan bentuk fisiknya tidak berbeda dengan rubah biasa. Sehingga biasanya rubah yang panjang umur juga dipercaya memiliki kemampuan supranatural.
Kitsune digolongkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok zenko yang terdiri dari rubah baik yang bersifat kedewaan (sering disebut rubah Inari), dan kelompok rubah padang rumput (yako) yang suka mempermainkan manusia dan bahkan bersifat jahat. Tradisi berbagai daerah di Jepang juga masih mengelompokkan kitsune lebih jauh lagi. Arwah rubah tak kasat mata yang disebut ninko misalnya, hanya bisa dilihat manusia yang sedang kerasukan ninko. Tradisi lain mengelompokkan kitsune ke dalam salah satu dari 13 jenis kitsune berdasarkan kemampuan supranatural yang dimiliki.
0 Comments