Berita Lifestyle Jepang – Penyebaran virus Corona atau COVID-19 memang masih terus berlanjut, di Jepang kondisi ini membuat pemerintah setempat semakin waspada, terutama ketika mereka menemukan korban baru yang positif terinfeksi virus ini selain pada kapal pesiar Diammond Princess yang berlabuh di Yokohama. Untuk mengurangi resiko penyebaran ini terutama di kalangan anak-anak, Perdana Menteri Jepang yaitu Shinzo Abe telah melakukan pengutusan untuk meliburkan sekolah-sekolah di Jepang terutama di kota-kota yang pada penduduknya.
Namun kebijakan tersebut telah dikritik sebagai tindakan yang berlawanan dengan intuisi dan bahkan dianggap lebih berisiko karena membuat puluhan ribu anak mungkin akan masuk kedalam penitipan anak sebagai gantinya, karena sebagian besar para orang tua di Jepang yang sibuk bekerja.
Simak Juga : Produk Unik, Popok Untuk Kucing Yang Akan Hadir Di Jepang
Hal ini membuat sejumlah tempat-tempat penitipan anak membuat fasilitas perawatan ekstra dan beberapa peraturan baru untuk anak-anak yang hadir, peraturan ini dinamai Gakudo, yang dimaksudkan untuk improvisasi anak-anak tidak terjangkit virus ini dalam beraktivitas di luar lingkungan. Peraturan ini cukup unik, seperti mereka meminta anak-anak tersebut tidak banyak bergerak dan menghabiskan waktu di kursi yang sama di tempat penitipan-penitipan anak, makan makanan disana juga, mereka bahkan menghadap ke arah yang sama untuk menghindari resiko kontak udara secara langsung atau tetesan air. Hingga saat ini sekitar 1,3 juta anak di seluruh Jepang telah terdaftar dalam peraturan Gakudo, namun masih tidak jelas bagaimana masing-masing tempat penitipan anak tersebut menangani situasi tersebut.
Di kota-kota besar, sebagian besar anak biasanya akan berada di satu kamar bermain dan tidak diperbolehkan di luar ruangan, ini juga dikarenakan kurangnya staf pengawas. Kondisi yang meliburkan mereka dari sekolah baru-baru ini akan membuat mereka berada di ruangan tersebut lebih lama dari biasanya. Keputusan penutupan sekolah ini dianggap bukan sebuah kebijakan yang sempurna, namun beberapa kota telah memilih untuk menyetujuinya meski beberapa kota masih memilih untuk tidak meliburkan sekolah-sekolahnya.
Hingga saat ini Jepang mencatat lebih dari 1.000 kasus virus Corona, mayoritas dari kapal pesiar yang dikarantina sejak bulan lalu. Di televisi dan media-media sosial, masyarakat Jepang khawatir anak-anak mereka akan terhambat pendidikannya, atau virus Corona yang menyerang para lansia karena lebih rentan. Kondisi ini sebuah kondisi yang sulit untuk kalangan anak-anak dan lanjut usia di Jepang.
Source : Japan Today
0 Comments