Tradisi Budaya Jepang – Jepang memang telah menjadi salah satu negara di Asia yang populer sebagai destinasi wisata turis asing, hal ini membuat Jepang semakin terlihat oleh dunia, dan cukup banyak kebudayaan-kebudayaan serta tradisi kehidupan masyarakat Jepang yang terekspos ke dunia luar. Tidak sedikit para wisatawan asing yang mengaku mereka akan sangat bahagia jika bisa tinggal atau hidup di Jepang, melihat beberapa keunggulan yang dimiliki Jepang, berikut ini Artforia akan membagikan beberapa fakta-fakta nyata dan menarik mengenai kehidupan sehari-hari di negeri Sakura ini.
Simak Juga : Nengajo, Kartu Ucapan Tahun Baru Jepang Yang Unik
Tradisi Makan Masyarakat Jepang
Hidangan utama bagi masyarakat Jepang sama seperti negara-negara asia lainnya yaitu menyediakan nasi, sayuran dan daging. Namun dalam menu tradisional Jepang yang wajib, mereka selalu menghadirkan Miso (hidangan yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi), serta buah-buahan untuk makanan penutup mereka, cukup banyak berbagai jenis hidangan kuliner Jepang yang selalu hadir dengan tambahan bumbu seperti kecap atau wasabi. Namun pada jaman modern saat ini, banyak orang Jepang terutama di perkotaan yang telah mengadaptasi cara makan barat, yaitu sarapan besar, makan siang sedikit, dan makan malam besar. Sup miso dengan nasi merupakan menu umum yang sering dimakan untuk sarapan, makan siang dan juga makan malam.
Asa Gohan yang merupakan kata Jepang untuk sarapan biasanya dikonsumsi pada jam 07:00AM hingga 07:30AM, menu sarapan tersebut biasanya adalah jus, kopi, telur, dan roti bakar atau nasi. Sarapan tradisional biasanya selalu menyertai nasi dan sup miso, bayam dan telur. Kebanyakan masyarakat Jepang masih sarapan di rumah, sulit untuk menemukan restoran yang menyajikan sarapan di Jepang, berbeda seperti di Indonesia yang cukup banyak para penjual menu sarapan.
Uang Tunai Sangatlah Penting
Uang tunai atau uang cash sangatlah dibutuhkan dalah aktivitas sehari-hari di Jepang, jangan kaget dan heran jika Jepang dengan teknologi yang maju namun mereka masih sangat efisien dalam bertransaksi dengan uang tunai, hal ini terbukti dengan uang koin dan kertas yang selalu menyumbang 15 persen dari pendapatan nasional dibandingkan dengan 6 persen di negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan Jerman. Penggunaan kartu kredit tidak umum di Jepang seperti di negara-negara lainnya, orang Jepang lebih sering berjalan-jalan dan berbelanja dengan uang tunai dalam jumlah besar atau membayar sebagian besar harga barang dengan uang tunai. Uniknya jika mereka ingin melakukan pembelian dengan harga tinggi, mereka cenderung akan pergi terlebih dahulu ke ATM daripada menggunakan kartu kredit atau debit, mesin ATM di Jepang dapat mengeluarkan uang tunai hingga 30.000 Yen.
Gaji Non-Tunai & Biaya Bulanan
Uniknya jika berbelanja dengan uang tunai, tetapi kalau urusan gaji hampir tidak ada perusahaan Jepang yang memberikan gaji tunai, para pekerja Jepang akan dibayar melalui transfer bank ke rekening masing-masing, dan mereka juga akan membayar tagihan bulanan seperti biaya kesehatan dan pajak dengan melakukan transfer uang di bank, kantor pos atau minimarket yang biasanya mengenai biaya tambahan untuk setiap transaksinya, biasanya orang Jepang akan memberikan uang tunai sebagai pembayaran biaya transaksinya kepada resepsionis dan kemudian duduk dengan santai menunggu semua transaksi bulanannya selesai diproses.
Kualitas Adalah Segalanya
Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat Jepang yang lebih mengutamakan kualitas daripada harga, sehingga cukup banyak konsumen-konsumen Jepang yang banyak menonton kualitas, mereka tidak terlalu mempermasalahkan harga asalkan produk yang mereka inginkan benar-benar memiliki kualitas terbaik dan cocok. Orang Jepang bersedia membayar lebih untuk sebuah kualitas, sehingga hal ini juga mempengaruhi standar hidup di Jepang, seorang penulis di New York Times yaitu Ken Belson juga menyatakan bila “Konsumen Jepang dianggap paling diskriminatif di dunia, terutama mereka yang telah sering berpergian ke luar negeri. Cukup banyak konsumen Jepang yang cenderung fanatik dalam hal kualitas.
Selain itu orang Jepang lebih suka produk yang lebih kecil, lebih ringan dan mudah disimpan, mereka juga rela mengeluarkan uang untuk barang-barang terbaru yang paling keren, sebaliknya bila di Indonesia cukup banyak orang-orang yang lebih mengincar kuantitas atau harga murah ketimbang sebuah kualitas, seorang wanita Jepang juga sempat mengatakan kepada pihak New York Times bila lebih baik untuk membeli satu barang bagus dan menggunakannya dengan hati-hati daripada menghabiskan banyak uang untuk barang-barang murah dan mudah rusak.
Peralatan Rumah Tangga Yang Berbeda
Jangan kaget bila kamu baru saja tinggal di sebuah rumah di Jepang, karena sebagian besar rumah di Jepang tidak memiliki Oven atau mesin pencuci piring seperti di barat, selain itu lemari es dan mesin pencuci pakaian yang digunakan biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil daripada di negara-negara lainnya. Selain itu sebagian besar rumah di Jepang tidak memiliki mesin pengering atau hair dryer, karena orang Jepang percaya bahwa dewi matahari Shinto yaitu Amaterasu akan melihat siapa saja yang membutuhkan sinarnya. Pakaian biasanya akan dijemur di pagi hari di balkon rumah, jika hujan pakaian akan digantung di dalam ruangan.
Standar Kebersihan Yang Unik
Melepas sepatu dan menggantinya dengan alas kaki khusus dalam ruangan adalah ciri khas tradisi masyarakat Jepang, kebiasaan ini telah banyak diketahui para masyarakat asing, seringkali orang Jepang mengenakan sandal atau alas kaki khusus untuk berjalan-jalan di rumah tetapi akan melepasnya ketika memasuki ruangan tatami, jika kamu pergi ke kamar mandi jangan lupa untuk menggantinya dengan sandal plastik yang ada di kamar mandi dan kemudian menggantinya kembali ketika kamu keluar dari kamar mandi.
Selain standar kebersihan dalam bentuk alas kaki tersebut, di Jepang juga ada standar kebersihan yang unik untuk seekor hewan peliharaan, mungkin ini sedikit pilih kasih, karena seekor anjing dengan ukuran yang kecil biasanya akan diperbolehkan masuk ke dalam rumah, namun untuk anjing dengan ukuran besar atau hewan-hewan peliharaan lain dengan ukuran yang besar tidak diizinkan untuk masuk ke dalam rumah karena khawatir akan mengotori lantai atau merusak tikar tatami dengan kaki mereka.
Itulah beberapa hal yang mungkin sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari jika kamu tinggal di Jepang.
0 Comments