Berita Arsitektur Jepang – Setiap negara pastinya memiliki gaya arsitektur masing-masing dan biasanya dipengaruhi oleh sejarah negara tersebut, Jepang adalah salah satu negara di Asia yang memiliki beragam gaya bangunan yang menarik yang menampilkan berbagai bentuk arsitektur dari mulai rumah bergaya pertanian sederhana hingga sebuah bangunan istana megah untuk kekaisaran. Gaya arsitektur telah berkembang dari zaman prasejarah hingga zaman modern saat ini, desain asli atau awal dari jaman terdahulu memang menyimpan gaya yang otentik dan unik sehingga tidak sedikit para arsitek banyak melakukan improvisasi terhadap gaya bangunan modern yang digabung dengan gaya klasik sehingga menciptakan gaya-gaya baru.
Sebagian besar bangunan Jepang dibangun dengan kayu, karena masyarakat Jepang kuno meyakini material kayu adalah yang terbaik untuk menghindari bahaya dari gempa bumi yang sering melanda daratan mereka, sayangnya banyak bangunan-bangunan yang hilang selama bertahun-tahun karena bencana alam, iklim, kebakaran, dan perang. Namun beberapa yang tahan kini menjadi lokasi wisata yang populer dan bangunan bersejarah yang penuh dengan nilai-nilai historik, berikut ini Artforia akan berbagi informasi mengenai beberapa jenis arsitektur yang hadir pada bangunan-bangunan di Jepang.
Simak Juga : Desain Rumah Dengan Konsep Tangga Raksasa Memotong Di Tengahnya Karya Nendo
Periode Jomon & Periode Yayoi
Periode Jomon berlangsung sekitar 13.000 SM hingga 300 SM, sebagian besar penduduk Jepang kala itu adalah seorang petani, nelayan, dan juga pemburu. Sehingga rata-rata tempat tinggal atau rumah dibangun langsung di atas lantai tanah dengan fondasi kayu dan atap menggunakan jerami tebal, bagian lantainya tidak beri alas, biasanya dilapisi bebatuan atau tanah yang keras. Sebuah situs arkeologi bernama Sannai Maruyama di Aomori adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat bagaimana bangunan-bangunan prasejarah periode Jomon berdiri, beberapa museum sejarah lokal di Jepang juga memamerkan gaya-gaya tempat tinggal periode tersebut.
Setelah Periode Jomon, Jepang memasuki Periode Yayoi yang berlangsung sekitar 300 SM hingga 300 Masehi, periode ini ditandai dengan mulainya pertanian padi yang tersebar luas, yang mengakibatkan munculnya permukiman permanen dengan jumlah populasi yang lebih besar. Masyarakat menjadi lebih terorganisir dan terbangun desa-desa. Mulai juga hadir beberapa bangunan selain rumah, seperti lumbung, gudang, dan semacamnya. Rumah pada jaman ini dibangun di ataas panggung untuk menjauhkan hewan-hewan seperti tikus dan ular. Taman sejarah Yoshinogari di Prefektur Saga adalah tempat yang sangat baik untuk melihat pemukiman Periode Yayoi di Jepang.
Kuil
Sama seperti China dan beberapa negara di Asia lainnya, Jepang juga memiliki sejarah arsitektur kuil yang begitu beragam dari jaman ke jaman, uniknya pada zaman kuno, upacara keagamaan Shinto diadakan di luar ruangan di sebuah tempat tanpa bangunan. Kemudian, bangunan sementara digunakan yang akhirnya terbentuklah sebuah bangunan permanen yang disebut kuil di mana para pendeta menyimpan simbol-simbol para dewa.
Diantara semuanya, gaya arsitektur kuil yang paling awal adalah gaya Shinmei yang diperlihatkan oleh Kuil Ise yang memiliki aula menyerupai sebuah gudang kuno, dan kemudian gaya Taisha yang diperlihatkan pada kuil Izumo yang bangunannya menyerupai tempat tinggal kuno. Selain itu, ada gaya Sumiyoshi yang diperlihatkan oleh kuil Sumiyoshi di Osaka. Kedatangan agama Buddha di abad ke-6 membawa pengaruh besar dalam arsitektur kuil di dataran Jepang. Kuil Kasuga dan Kuil Usa adalah dua contoh gaya awal dari bangunan kuil Jepang yang mulai berubah. Menjelang Periode Edo, kuil menjadi semakin berhias dan megah, seperti yang diperlihatkan oleh kuil Nikko Toshogu, yang dibangun pada abad ke-17.
Selama berabad-abad telah banyak bangunan kuil kuno yang hilang karena kebakaran dan bencana lainnya, namun meski begitu masih ada beberapa kuil yang nampak kokoh berdiri dengan arsitektur lama tanpa melalui rekontruksi besar-besaran.
Istana
Istana kekaisaran adalah tempat dimana Kaisar tinggal, di masa lalu sebuah istana dibangun bersamaan dengan relokasi ibukota setiap kali seorang kaisar baru naik takhta. Pada tahun 710, ibukota permanen pertama didirikan di Nara, dan dengan demikian istana permanen pertama hadir disana dengan nama Istana Heijo. Kemudian ibukota kekaisaran dipindahkan ke Kyoto, bertahan hingga lebih dari seribu tahun hingga 1868. Gaya-gaya bangunan ini menunjukkan gaya megah dan bermartabat, namun tidak terlalu mencolok. Istana Kyoto, Istana Sento, Katsura Villa, dan Shugakuin Villa terbuka untuk umum pada saat ini, menjadi sebuah lokasi wisata populer.
Dari abad ke-14 hingga ke-16, Jepang mengalami masa perang saudara. Dengan kedatangan kedamaian di Zaman Edo, para penguasa feodal juga mulai membangun istana untuk diri mereka sendiri. Istana-istana ini biasanaya terletak di dalam kastil tetapi terpisah dari benteng utama. Mereka biasanya digunakan sebagai tempat tinggal, kantor, dan ruang resepsi.
Benteng
Perang saudara yang terjadi di Jepang memberi dorongan untuk pembangunan benteng besar, awalnya dibangun untuk tujuan perlindungan atau fortifikasi dan menjadi pusat pemerintahan dan simbol status bagi para penguasa provinsi saat perang berakhir dan Jepang telah dipersatukan kembali pada akhir tahun 1500-an. Ratusan benteng dulu pernah berdiri di seluruh area di Jepang, namun karena perang, bencana alam, dan kebijakan pemerintah di masa lalu, saat ini hanya tersisa dua belas benteng yang selama dari era feodal, sementara sebagian besar lainnya telah hilang dan beberapa dibangun kembali pada abad ke-20.
Bahan utama untuk kontruksi kastil dan benteng dulu adalah kayu dan batu, tetapi sebagian besar kastil yang dibangun kembali dibangun dengan menggunakan beton besi, dan dengan demikian mereka terlihat mirip dari luar, tetapi tidak dari dalam. Dua dari kastil asli terbaik yang masih sangat mirip seperti dulu adalah Kastil Himeji dan Kastil Matsumoto.
Rumah Samurai
Selama Periode Edo (1603-1867), para samurai diminta untuk tinggal di kota-kota benteng yang mengelilingi kastil. Kemegahan rumah seorang samurai kala itu ditentukan oleh pangkatnya dalam hierarki. Peraturan ketat yang unik waktu itu wajib diikuti, mulai dari ukuran pilar yang boleh digunakan, jenis gerbang yang boleh digunakan, semuanya ditentukan dari status samurai tersebut. Selain itu Samurai dengan pangkat yang lebih tinggi akan tinggal lebih dekat dengan kastil, samurai dengan peringkat yang lebih rendah akan tinggal sedikit lebih jauh dari kastil dan lebih kecil luas rumahnya.
Sampai saat ini, hanya rumah-rumah dari Samurai berpangkat besar saja yang dipelihara dari waktu ke waktu dan bahkan beberapa ada yang bertahan hingga saat ini dengan melakukan beberapa kali rekontruksi dan menjadi lokasi wisata prasejarah, beberapa tempat tersebut seperti Kanazawa dan Hagi, beberapa bangunan dari daerah tersebut berasal dari jaman Edo.
Meiji & Modern
Dalam era restorasi Meiji yang dimulai pada tahun 1868, bangunan-bangunan arsitektur Jepang mulai banyak dipengaruhi oleh konsep Barat, dan tidak hanya bangunan saja tetapi gaya hidup juga mulai dipengaruhi. Bangunan bata adalah salah satu warisan yang ditinggalkan dari era ini, dan bangunan-bangunan tersebut dapat kamu temukan di beberapa kota pelabuhan seperti Yokohama, Kobe, Nagasaki, Hakodate, dan Moji. Namun untuk kamu yang sangat tertarik dengan gaya arsitektur pada periode Meiji , sangat wajib untuk mengunjungi sebuah museum di Inuyama, tidak jauh dari Nagoya yang menampilkan lebih dari 60 bangunan dari Periode Meiji.
Memasuki era modern, Jepang adalah sarang untuk arsitektur kontemporer dengan banyak kreasi yang menggabungkan berbagai gaya arsitektur dan menciptakan bangunan baru. Pertumbuhan kota-kota besar juga telah menyebabkan munculnya gedung-gedung pencakar langit da berbagai bangunan dengan gaya yang unik dan artistik.
Itulah pembahasan mengenai jenis-jenis gaya arsitektur yang hadir di Jepang selama ini, semoga dapat memberikan informasi berguna mengenai dunia arsitektur Jepang.
Source : Japan-Guide
0 Comments