Tradisi Budaya Jepang – Kimono merupakan sebuah pakaian tradisional Jepang yang sangat terkenal dan memiliki sejarah panjang, bila anda mendalami pakaian ini sebenarnya sebuah kimono hadir dalam berbagai macam gaya atau jenis yang masing-masing memiliki makna simbolis. Salah satunya yang akan kita bahas kali ini adalah Furisode yang merupakan kimono berwarna cerah dengan lengan panjang menggantung panjang sampai ke lutut. Tentunya dengan desain seperti ini cukup sulit untuk dipakai dan secara tradisional kimono jenis ini hanya dikenakan oleh wanita dewasa yang lajang. Banyak wanita memakai Furisode untuk Upacara Umur Dewasa. Ketika mereka sudah berusia sekitar 25-30 tahun mereka mungkin akan menggunakan kimono dengan lengan biasa.
Simak Juga : Tradisi Unik Para Pekerja Jepang Dalam Festival Hanami
Furisode adalah salah satu jenis dari pakaian kimono yang memiliki desain dengan lengan panjang menggantung hingga kaki, memang terdapat sebuah tradisi yang digunakan dengan kimono jenis ini yaitu hanya dipakai oleh wanita dewasa yang lajang atau belum menikah, penjelasan singkatnya pakaian kimono jenis ini untuk menandakan wanita tersebut sedang dalam keadaan siap untuk menikah. Furisode adalah salah satu bentuk kimono yang paling elegan dan mahal. Mereka biasanya menghabiskan biaya lebih dari 1 juta yen. Kimono jenis ini juga sangat mahal untuk disewa.
Banyak wanita menerima furisode dari orang tua mereka untuk upacara Coming of Age (Upacara para remaja beranjak dewasa di Jepang) upacara ini biasanya ketika mereka berusia 20 tahun. Tetapi terkadang mereka juga menggunakan furisode untuk beberapa acara-acara resmi. Begitu seorang wanita sudah menikah atau lebih dari 30 tahun maka dianggap sudah tidak boleh menggunakan Furisode lagi. Acara formal yang sesuai untuk menggunakan furisode salah satunya adalah tamu undangan pernikahan dan upacara minum teh. Menurut urutan tingkat formalitas, furisode adalah kimono paling formal setara dengan kurotomesode, irotomesode, dan homongi. Furisode dikenakan sebagai pakaian terbaik untuk pesta perkawinan (ketika hadir sebagai tamu atau sebagai baju pengantin wanita), miai, dan upacara resmi, seperti seijin shiki, wisuda, atau resepsi sesudah wisuda (shaonkai).
Secara catatan sejarah yang ada kala itu furisode dipakai oleh anak-anak dan anak laki-laki hanya bisa memakai furisode mereka sampai mereka berusia 18 tahun karena mereka dianggap tidak jantan bila memakai furisode diatas umur itu dan untuk wanita bisa memakai furisode sampai mereka menikah. Seperti yang sering terjadi pada beberapa tradisi budaya Jepang dimana peraturan berubah sekitar awal abad ke-20. Gaya-gaya furisode selalu berganti pada beberapa tahun sekali. Desain biasanya rata-rata memiliki warna yang cerah dengan motif bunga atau juga pola feminim. Berdasarkan lebar lengan, furisode terdiri dari tiga jenis: Åburisode (furisode besar, lebar lengan sekitar 114 cm), chÅ«burisode (furisode sedang, lebar lengan dari 90 cm hingga sekitar 102 cm), dan koburisode (furisode kecil, lebar lengan dari 70 cm hingga sekitar 80 cm).
One Comment