Seni Budaya Jepang – Jepang merupakan negara dengan segudang kebudayaan dan tradisi oleh karena itu anda akan menemukan banyak produk-produk tradisional yang telah berasal dari ratusan tahun dan bahkan ribuan tahun masih diproduksi hingga saat ini, seperti salah satunya adalah Fundoshi yang merupakan celana dalam tradisional Jepang khusus laki-laki yang kini biasanya digunakan dalam sebuah festival-festival.
Fundoshi (褌, ãµ ã‚“ ã© ã—) secara lengkap merupakan pakaian dalam Jepang untuk pria dewasa, terbuat dari katun panjang. Sebelum Perang Dunia II, fundoshi merupakan pakaian dalam sehari-hari untuk pria dewasa di Jepang. Namun kegunaanya menghilang dengan cepat setelah perang berakhir dan diperkenalkannya celana dalam baru ke pasar Jepang, seperti salah satunya kehadiran celana boxer.
Simak Juga : Sejarah Hadirnya Jam Mekanis Di Jepang
Tentu kehadiran Fundoshi tidak hilang begitu saja karena budaya masyarakat Jepang yang sangat menjaga sejarah membuat pakaian ini sekarang digunakan bukan sebagai pakaian dalam tetapi sebagai pakaian festival (matsuri) di Hadaka Matsuri atau terkadang sebagai pakaian renang.
Pada jaman dulu pakaian dalam ini sangat populer digunakan oleh kalangan buruh dan pembawa becak atau pekerja kasar yang hanya terlihat menggunakan ini saja tanpa pakaian lain, pada modern saat ini Tokyo berubah menjadi kota yang formal yang tentunya pakaian seperti ini tidak memungkinkan untuk digunakan lagi, namun ketika festival datang maka jalanan Tokyo akan dipenuhi oleh pria-pria Jepang yang menggunakan Fundoshi dengan baju festival dan tentunya para pria Jepang ini tidak menggunakan celana lagi karena sebagai simbol kebudayaan Jepang.
Fundoshi cenderung dikaitkan dengan sebuah kekuatan dan daya tahan tubuh seperti membawa mikoshi atau berenang di musim dingin. Memakai sendiri tentu menjadi hal yang aneh karena pakaian ini lebih sering digunakan oleh sekelompok orang dalam melakukan sesuatu terutama pada saat ini yaitu festival. Uniknya dalam keadaan tertentu fundoshi bisa dianggap pakaian formal yang bisa dipakai untuk acara tradisional seperti ritual di kuil Shinto.
Jika anda melihat para atlit Sumo memang terlihat mereka seperti menggunakan Fundoshi namun itu bukan sebuah Fundoshi melainkan Mawashi, bentuknya mirip seperti Fundoshi namun memiliki pengikat pingang yang berat dan juga besar. Secara catatan sejarah memang tidak ada wanita yang menggunakan Fundoshi namun pengecualian untuk para wanita pencari mutiara di laut yang dikenal dengan sebutan Ama. Tetapi pada jaman modern para Ama tidak lagi menggunakan Fundoshi.
0 Comments