Samurai pada Zaman Kesyogunan Jepang, Ini 5 Fakta Menarik yang Wajib Anda Ketahui
Seni Budaya Jepang – Samurai dan Bushi bisa diartikan sebagai orang yang sudah berdedikasi memilih jalan hidup menjadi seorang kesatria yang mengabdi di dunia militer pada era atau Zaman Kesyogunan Jepang. Dan biasanya para samurai dituntut untuk loyal dan juga setia, termasuk mengabdi dan melayani bangsawan, jenderal perang, syogun, hingga kaisar.
Simak Juga : Bagaimana Jadinya Darth Vader Menjadi Seorang Samurai
Dan karena itu sebabnya dalam kehidupan bermasyarakat di Jepang pada zaman dahulu, kedudukan samurai dipandang tinggi dan juga terhormat. Selain dituntut untuk sanggup menguasai seni berpedang, seorang samurai juga wajib sekali mematuhi kode etik yang dinamakan Bushido, Yuk kita pelajari lagi tentang Samurai Jepang lebih lanjut, berikut ini 5 Fakta Menarik tentang Samurai pada zaman Kesyogunan Jepang.
1. Awal Kebangkitan Samurai
Seperti yang dilansir oleh History, pada era kebangkitan samurai sejak 794 Masehi dan kala itu samurai dianggap sebagai orang yang memiliki keterampilan berpedang untuk menjaga para tuan tanah, Samurai sendiri dalam bahasa Jepang diartikan melayani atau mengabdi. Namun, seiring berjalannya waktu, seorang samurai dapat bertransformasi menjadi prajurit tangguh.
Pada masa ini banyak para samurai yang awalnya menjadi pengawal istana kekaisaran, beralih profesi menjadi pengabdi tuan tanah, Mereka terpaksa mencari peruntungan sendiri karena hak dan kewajiban mereka dicabut oleh klan Fujiwara, sebuah klan kuat yang ada di zaman Jepang kuno dan sering melahirkan samurai-samurai hebat dan tanggung, kedudukan seorang samurai di zaman ini belum dianggap terhormat layaknya samurai di era kesyogunan.
2. Enam Senjata Samurai
Seorang samurai wajib dilengkapi dan menguasai beberapa senjata kemanapun mereka bertugas, salah satunya adalah senjata paling terkenal yang sering digunakan yaitu Katana, Senjata katana merupakan pedang panjang buatan Jepang yang memiliki satu sisi tajam pada bagian luar lengkungan pedang. Seorang samurai wajib menguasai cara-cara menggunakan katana untuk bertarung.
dan selain katana ada beberapa senjata lain yang wajib dikuasai oleh Samurai, menurut History Hit, beberapa senjata samurai selain katana adalah wakizashi (pedang pendek), tanto (sebilah pisau), naginata (tombak ringan), yumi (panah), dan kabutowari (pisau kecil yang disimpan secara rahasia). Nah, semakin banyak senjata yang dikuasai secara sempurna, maka semakin tangguh pula samurai tersebut.
3. Keberadaan Samurai di Era Kesyogunan
Syogun atau Shogun adalah kepala militer tertinggi ditunjuk langsung oleh Kaisar Jepang dan membawahi semua elemen militer Jepang, seperti yang dilansir oleh dalam National Geographic, Syogun pertama di Jepang adalah Minamoto Yorimoto, yang menjabat sebagai Syogun Jepang pada 1192.
Meskipun secara hukum posisi syogun berada di bawah kaisar, dalam praktiknya kekuasaan kaisar sering kali terlihat sejajar dan kalah oleh syogun. Hal tersebut dibuktikan pada era Syogun Tokugawa, di mana Tokugawa Ieyasu menjadi syogun pada 1603. Pemerintahan syogun dilanjutkan oleh klan Tokugawa selama lebih dari 200 tahun, sebelum akhirnya digulingkan oleh kaisar sendiri melalui gerakan Rastorasi Meiji.
4. Prinsip Bushido
Prinsip atau kode etik Bushido adalah beberapa daftar dan nilai yang wajib dipatuhi oleh seluruh samurai, dalam praktiknya tidak jarang jika ada samurai yang melanggar kode etik ini, maka ia akan dihukum dengan sangat keras. bahkan di kasus tertentu banyak samurai yang melakukan seppuku atau ritual bunuh diri untuk menebus kesalahan secara terhormat.
Bushido sendiri adalah nilai dan landasan etika dalam kehidupan tiap-tiap samurai. Dalam sejarahnya, bushido dipisahkan dengan agama atau keyakinan masyarakat Jepang saat itu. Ada beberapa kode etik yang tertuang dalam bushido, yakni:
- Menjaga kejujuran atau integritas;
- berani dalam menghadapi masalah dan kesulitan;
- memiliki jiwa pemurah dan kasih sayang;
- memiliki penghormatan pada pihak lain, terutama pada sesama prajurit
- tulus dalam menjalankan tugas yang dibebankan
- menjaga harga diri serta tidak merendahkan diri sendiri
- memiliki kesetiaan atau loyalitas pada prinsip dan pada pimpinan atau guru; dan
- menghormati orang tua, guru, para pimpinan, dan orang yang pantas dihormati.
Prinsip-prinsip dalam Bushido Jepang sebetulnya bukan dijalanan oleh samurai saja, banyak dari kalangan masyarakat biasa di zaman itu, yang juga mempraktikan etika bushido, pada zaman modern, Jepang menjadi negara maju dan beberapa paar menyatakan bahwa sejarah akan bushido memberikan pengaruh kuat terhadap kemajuan bangsa Jepang.
5. Samurai Tidak Bertuan
Bagi seorang samurai tidak selamanya samurai memiliki tuan atau istana yang ia jaga dan layani, beberapa dari mereka menanggung beban jalan samurai tanpa tuan dan bahkan tanpa seorang pimpinan, samurai tersebut dinamakan sebagai Ronin, seperti di laman Nakasendo Way dijelasan bahwa pada saat Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, ada sekitar 400 ribu samurai yang hidup sebagai ronin.
Ronin tetap menjalankan prinsip-prinsip samurai, akan tetapi mereka tidak lagi melayani, hal tersebut membuat mereka kehilang gaji atau pendapatan sehingga mereka beralih pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, yang tidak bertentangan dengan bushido.
Seperti kisah mengenai 47 Ronin dan Shinsengumi adalah sedikit fakta sejarah yang menceritakan bagaimana tangguhnya para ronin tersebut.
Shinsengumi Jepang setelah zaman kesyogunan Tokugawa runtuh para samura bekas syogun tersebut tetap bertugas menjaga dan membangun Jepang dengan cara mereka masing-masing, ada yang menjadi seorang guru, polisi, tentara, dan bahkan penjabat pemerintah di zaman Jepang Modern.
Era Samurai sendiri telah berakhir pada saat terjadinya Restorasi Meiji 1868, di mana Kaisar Meiji kala itu menetapkan bahwa bukan lagi negara dengan pedang, melainkan negara dengan kekuatan baru yang lebih modern,MEreka yang mantan samurai, diizinkan untuk tetap menjadi prajurit dan diajarkan bagaimana menggunakan senjata mesin, sedangkan sisanya diizinkan untuk berkontribusi bagi kemajuan Jepang dalam bidang lain.
0 Comments