Seni Budaya Jepang – Setiap negara memang memiliki budaya atau tradisi masing-masing dan hal tersebut tentunya mempengaruhi kehidupan masyarakatnya, mulai dari makanan, pakaian hingga kebiasan-kebiasaan dan faktor lain yang unik. Salah satunya yang kini Artforia akan ceritakan adalah 4 warna yang memiliki prioritas lebih dalam kultur Jepang, apa saja warna tersebut?, simak pembahasannya dibawah ini.
Simak Juga : 5 Simbol Yang Populer Dijadikan Sebagai Representasi Kultur Budaya Jepang
Ungu “Murasaki” (紫)
Warna ungu sempat menjadi warna yang sakral di Jepang, pada jaman dahulu orang biasa dilarang untuk menggunakan pakaian dengan warna ungu, pada jaman feodal warna ungu dianggap sebagai warna kelas atas yang mahal karena sulit dalam membuatnya dan membutuhkan waktu. Ketika itu warna ungu hanya bisa didapatkan dari Shigusa (sebuah tanaman bunga) yang sangat sulit tumbuh.
Selama periode Nara yang jatuh pada 1400 tahun lalu, hanya pejabat-pejabat tingkat tinggi atau keluarga kekaisaran saja yang bisa mengenakan pakaian berwarna ungu. Tradisi ini telah berjalan sejak tahun 604, ketika ajaran agama Buddha pertama kali datang ke Jepang dan para biksu yang dianggap memiliki kedudukan yang mulai sehingga diizinkan untuk menggunakan pakaian ungu. Dalam pertunjukan “Noh” yang merupakan sebuah pertunjukan pentas seni, warna ungu sering digunakan sebagai kostum kaisar atau dewa.
Menjelang periode Heian (794-1185), warna ungu dikaitkan dengan bunga wisteria dan pada saat itu pejabat Fujiwara menetapkan bila Fuji adalah sebutan dalam bahasa Jepang untuk bunga wisteria. Dalam periode Edo (1603-1868) warna ungu sering dijadikan sebagai warna dari lambang klan atau keluarga bangsawan.
Merah “Aka” (赤)
Merah menjadi warna yang penting dalam kebudayaan Jepang sejak jaman kuno, warna ini memiliki makna penting sejak jaman jomon di Jepang, beberapa peralatan dan pakaian yang dibuat dengan warna merah dipercaya dapat melindungi tubuh seseorang dari kekuatan jahat. Selain itu warna merah sangat banyak anda temukan di gerbang kuil-kuil atau disebut Torii, warna merah khusus yang digunakan ini disebut Akani, biasanya setiap kuil memiliki warna merah yang berbeda-beda tetapi fungsinya tetap sama untuk menghindari energi jahat.
Warna merah juga dipercaya dapat meningkatkan kekuatan “Kami” yang merupakan nama untuk roh-roh suci yang disembah dalam kepercayaan agama Shinto. Selain itu selama jaman peperangan di Jepang yang jatuh pada tahun 1467-1568, warna merah disukai oleh para kesatria samurai yang biasanya digunakan sebagai simbol kekuatan. Merah juga digunakan sebagai makeup di Jepang jauh sebelum lipstik menjadi populer. Wanita bangsawan akan menggunakan safflower sebagai basis untuk lipstik mereka.
Indigo “Ai” (藍)
Warna Indigo atau warna biru tua menjadi populer dan penting dalam kebudayaan Jepang karena pengaruh orang-orang asing selama periode Meiji (1868-1912) yang di mana pada saat itu banyak melihat warna biru tua ini banyak digunakan di berbagai tempat di kota-kota Jepang, mulai dari tempat tidur, handuk tangan, kimono dan masih banyak lagi. Sehingga kala itu para orang asing menjulukinya “Jepang Biru”.
Indigo adalah warna yang dibuat dengan cara fermentasi dari tanaman nila dan dicampur dengan air. Berbeda dengan warna-warna spesial lainnya, yang pada awalnya digunakan oleh bangsawan, pada periode Edo (1603-1868), namun warna Indigo ini digunakan oleh semua jenis kalangan dari rakyat Jepang, dari rakyat jelata sampai samurai telah menggunakan pakaian yang diwarnai indigo.
Hitam “Kuro” (黒)
Yang menjadi fakta menarik dari warna hitam dalam mempengaruhi budaya Jepang adalah dalam pembuatan Tato, pada zaman kuno, masyarakat Jepang telah mengenal Tato dan biasanya para nelayan akan memiliki tato burung atau ikan yang dianggap dapat melindungi mereka dari musibah dan kejahatan. Namun dimulai dari periode Nara, tato digunakan untuk menandai seorang penjahat sebagai hukuman, dan sejak saat itu tato memiliki citra buruk dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Warna hitam juga memiliki kebalikan arti dari warna ungu, dimana sistem peringkat atau kasta dalam masyarakat Jepang, warna hitam adalah untuk kasta-kasta rendah pada saat itu. Namun uniknya para kesatria samurai sangat menyukai warna hitam untuk baju perang mereka, namun biasanya warna-warna hitam yang digunakan telah dipernis terlebih dahulu sehingga lebih indah dan terang.
Hitam juga digunakan untuk rias wajah sejak zaman kuno. Itu digunakan untuk melukis alis seperti di banyak negara lain, tetapi Jepang juga memiliki kebiasaan yang sangat aneh yang disebut Ohaguro di mana tradisinya adalah menghitamkan gigi. Wanita dan beberapa pria biasanya akan mewarnai gigi mereka dengan zat besi dan cuka, campuran ini sebenarnya juga berfungsi mencegah kerusakaan pada gigi. Namun saat ini hampir tidak ada yang melakukannya lagi, kecuali beberapa geisha dalam acara-acara khusus dan beberapa orang di pedesaan dalam menghadiri pemakaman.
Itulah 4 warna yang memiliki pengaruh penting dalam kebudayaan Jepang, apakah dari ke-4 warna ini salah satunya warna favorit anda?.
0 Comments