Belajar Bahasa Jepang – Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, dalam bahasa Jepang juga terdapat beberapa kata-kata yang tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa lainn, dalam arti lain ini adalah kata slang yang menggabungkan bahasa Jepang dengan bahasa-bahasa asing seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan masih banyak lagi menjadi sebuah bahasa Aglutinatif. Berikut ini kita akan menjelaskan tentang kata “Mottainai” yang mungkin sebagian dari pembaca pernah melihatnya di beberapa tempat, salah satunya lewat lagu dari musisi Jepang terkenal Kyaru Pamyu Pamyu yang berjudul “Mottai-Nightland” pada tahun 2014 silam.
Simak Juga : Ini Dia Alasan Mengapa Film Menjadi Teman Terbaik Untuk Belajar Bahasa Jepang !
Uniknya penduduk Jepang banyak yang sering melupakan asal-usul dari kata ekspresi yang mereka sering digunakan dalam kehidupan sosial sehari-hari, Shouganai adalah salah satu contoh dimana kata-kata ekspresi merambat dalam percakapan sehari-hari di Jepang, jika melihat konsep yang dihadirkan dalam lagu Kyaru Pamyu Pamyu tersebut kita bisa melihat bagaimana ekpresi yang ditampilkan oleh musisi tersebut sungguh unik dan tidak masuk akal, namun lagu ini menunjukan gambaran bagaimana Jepang pada abad ke-21. Ungkapan dalam makna kontemporernya berasal dari era Edo. Selama periode itu, sangat dianjurkan untuk menggunakan kembali barang-barang sampai benar-benar tidak ada gunanya.
Seperti contohnya pakaian Kimono, setelah Kimono hancur atau ternoda dan tidak bisa dipakai lagi, itu akan digunakan menjadi sebuah lap untuk membersihkan lantai. Ketika itu tidak lagi bisa digunakan untuk membersihkan, itu akan dibuang ke dalam api sebagai tambahan bahan bakar. Inilah konsep awal mulai dari Mottainai, seorang aktivis lingkungan dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Wangaru Maathai, memperkenalkan Mottainai ke dalam budaya pop pada tahun 2002 silam, dia menggunakan ungkapan itu sebagai slogan untuk kampanyenya dan mendorong orang untuk mengurangi, menggunakan kembali atau mendaur ulang.
Ekpresi ini menampilkan sesuatu seperti ekpresi sebuah penyesalan, jika kamu seorang masyarakat Jepang kamu akan sering mendengarnya dari orang tua ketika mereka membuang sisa makanan, atau ketika membeli terlalu berlebihan. Penulis Jepang Mariko Shinju mengubah ekpresi itu dengan cara yang serupa dalam seri Nenek Mottainai, di mana ia mencoba untuk menyampaikan kompleksitas Mottainai melalui buku bergambar dan melalui karakter seorang nenek yang bijak.
Meskipun saat ini kamu mungkin sering menemukan kata Mottainai dalam tulisan Hiragana, dalam huruf Kanji menjadi 勿 体 無 い, terdiri dari 勿 体 yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang “berharga” dan 無 い yang menjadi “tidak ada”. Kata Mottainai juga dikatakan sebagai ungkapan untuk sebuah pujian atas tindakan seseorang, ini cara untuk menunjukkan kerendahan hati, memberikan ekpresi bila tindakan kita tersebut tidak perlu mendapatkan apa pun.
Source : Tokyoweekender
0 Comments