Tradisi Budaya Jepang – Aktivitas Sekolah pada masing-masing negara memang sebagian besar sama, namun terdapat beberapa perbedaan karena biasanya setiap negara menetapkan ketentuan rutintitas belajar sekolah yang berbeda-beda, seperti di Jepang yang rata-rata sekolahnya memiliki banyak waktu untuk para muridnya mengembangkan kemampuan-kemampuan atau bakat mereka, oleh karena itu di Jepang terdapat banyak kelas-kelas atau klub khusus setelah pelajaran utama dilakukan. Berikut ini adalah 10 fakta menarik mengenai aktivitas pelajar di Jepang yang perlu anda ketahui.
Simak Juga : 6 Fakta Menarik Mengenai Negara Jepang
Akvitias Setelah Pulang Sekolah
Seperti yang dikatakan pada awal artikel, Jepang memang memiliki jadwal-jawdal khusus untuk para pelajar meningkatkan bakat-bakat khusus mereka. Oleh karena itu biasanya saat jam sekolah selesai para murid-murid sekolah Jepang biasanya tidak langsung pulang, namun menghadiri sebuah kelas atau klub khusus yang mereka pilih. Klub-klub khusus ini sangat bermacam-macam, tetapi yang paling populer biasanya adalah klub olahraga seperti sepakbola, basket dan baseball. Tentunya tidak ada paksaan kepada para siswa untuk mengikuti kegiatan ekstra ini, melainkan pilihan dan keinginan para siswa-siswa itu sendiri dan mereka biasanya akan sangat bangga jika memiliki sebuah klub khusus.
Sekolah Jepang Tidak Semodern Yang Dikira Banyak Orang
Sebagian besar orang banyak yang mengira bila sekolah-sekolah di Jepang pasti sangat modern atau menggunakan teknologi-teknologi canggih karena melihat negara Jepang yang memang sangat unggul dalam bidang teknologi dan ekonomi, tetapi sebenarnya dugaan tersebut adalah salah besar. Meski Jepang saat ini merupakan negara modern tetapi sekolah-sekolah di Jepang sebagian besar masih menggunakan alat-alat belajar tradisional seperti pena, kertas dan papan tulis. Banyak pihak sekolah maupun pelajar yang merasa lebih nyaman menggunakan alat-alat tradisional ini ketimbang alat-alat modern seperti perangkat elektronik untuk belajar mereka.
Bahkan cukup banyak sekolah-sekolah di Jepang yang masih menggunakan peralatan-peralatan model lama seperti pemutar CD, printer dan mesin faks. Bahkan AC atau Air Conditioner saja jarang ditemukan di sekolah Jepang, kipas listrik lebih banyak ditemukan. Untuk musim dingin saja kelas-kelas di Jepang jarang yang memiliki mesin penghangat dan terkadang hanya terdapat pemanas tradisional yang menggunakan minyak tanah.
Tertidur Di Sekolah Adalah Kejadian Umum Bagi Siswa Jepang
Jadwal belajar murid-murid pelajar Jepang memang sangat banyak dan padat, bahkan tidak jarang mereka mendapatkan tugas tambahan selama liburan, ditambah dengan kegiatan klub dan kegiatan akhir pekan mereka bersama teman-teman. Oleh karena itu pelajar-pelajar di Jepang sudah terbiasa dengan aktivitas kerja keras yang mereka alami, bahkan saat pulang kerumah saja mereka terkadang memiliki aktivitas lainnya seperti membantu usaha orang tua dan masih banyak lagi, oleh karena itu para pelajar Jepang sangat sedikit memiliki waktu untuk beristirahat dan tidur.
Oleh karena itu para siswa banyak yang tidak bisa melawan kelelahan dan mengantuk, tertidur selama pelajaran atau jam istirahat menjadi pemandangan yang umum di sekolah-sekolah Jepang. Uniknya sebagian besar guru di Jepang akan membiarkan murid yang tertidur tersebut karena mereka mengerti tidak akan dapat berbuat banyak tentang itu, dan membiarkannya tertidur juga seperti memberikan simpati kepada mereka karena betapa lelahnya para murid-murid tersebut.
Para Murid Jepang Menggunakan Tas Dan Sepatu Dalam Ruangan Yang Sama
Jepang juga salah satu negara yang sangat disiplin dan memprioritaskan seragam dalam beberapa aktivitas resmi, oleh karena itu sebagian besar murid-murid sekolah Jepang biasanya diharuskan menggunakan sepatu dalam ruangan yang telah disiapkan oleh pihak sekolah, selain itu untuk sekolah menengah pertama, biasanya pihak sekolah akan mewajibkan murid-muridnya untuk menggunakan tas sekolah yang sama yang telah disediakan oleh sekolah dengan lambang logo sekolah.
Sekolah di Jepang tidak sebebas sekolah di negara-negara barat, pihak sekolah biasanya memiliki banyak peraturan untuk para muridnya, seperti harus menggunakan seragam lengkap dan dilarang mewarnai rambut serta menggunakan tindikan atau riasan wajah yang berlebihan.
Murid Dan Guru Tetap Bekerja Selama Liburan
Jangan mengira ketika liburan para murid dan guru dapat melupakan belajar dan pekerjaan mereka, sebagai contoh misalnya selama liburan musim panas dimana biasanya para murid akan diberikan tugas-tugas yang menumpuk dari setiap mata pelajaran dan untuk guru-gurunya mereka biasanya tetap pergi ke sekolah untuk memenuhi tanggung jawab mereka di sekolah, para guru-guru ini hanya mendapatkan liburan penuh ketika hari libur nasional saja.
Tidak Ada Staff Pembersih
Di sekolah Jepang, kebersihan tidak diserahkan semuanya kepada pekerja kebersihan. Sebagai gantinya setiap ruangan kelas biasanya akan di jaga kebersihannya oleh para murid-murid kelas tersebut dengan adanya jadwal piket yang ketat. Bahkan untuk toilet dan beberapa ruangan sekolah lainnya terkadang dibersihkan oleh para murid dan juga guru-guru di sekolah.
Sekolah Jepang memiliki jadwal bersih-bersih khusus yang yang disebut “souji”. Pada saat melakukan itu biasanya akan terlihat beberapa siswa yang mengenakan tenugui (ikat kepala), sebelum melakukan aktivitas bersih-bersih ini, mereka juga akan duduk diam selama beberapa menit untuk bermeditasi dan mempersiapkan pikiran dan tubuh mereka, yang disebut, “mokuso”.
Tidak Ada Murid Yang Tinggal Kelas
Mungkin menjadi sebuah kejutan besar bagi para pembaca, namun ini adalah kenyataan dimana sekolah Jepang tidak menggunakan konsep tinggal kelas bagi murid-muridnya yang memiliki nilai kurang, di Jepang para murid akan terus naik kelas atau maju ke tingkat berikutnya terlepas dari nilai ujian dan juga sikap mereka. Seorang siswa dapat gagal setiap tes dan melewatkan kelas, tetapi masih dapat bergabung dengan upacara kelulusan pada akhir tahun. Nilai ujian mereka hanya penting ketika mereka mengikuti ujian masuk untuk sampai ke sekolah menengah dan universitas.
Namun, ini tidak berarti bahwa anak-anak Jepang tidak perlu bekerja keras. Anak-anak di Jepang harus belajar keras untuk mempelajari kanji Jepang sehingga mereka dapat membaca jumlah yang diharapkan pada usia yang tepat.
Guru Dan Murid Makan Bersama Di Kelas
Hubungan antara guru dan murid di Jepang sangatlah penting, terutama untuk guru wali kelas mereka. Oleh karena itu tidak jarang bila guru dan siswanya makan siang bersama dalam kelompok dengan meja dan kursi mereka yang diatur untuk saling berhadapan atau seperti lingkaran.
Menu Makanan Yang Disediakan Sekolah
Salah satu fakta yang juga sangat unik dari sekolah Jepang, seperti di banyak negara lain bila murid-murid sekolah dapat memilih untuk makan di kafetaria sekolah atau membawa bekal sendiri. Namun, di Jepang, siswa dibiasakan untuk makan jenis makanan yang sama dan menyelesaikannya dalam waktu yang diberikan. Sebagian besar sekolah umum Jepang tidak memiliki kafetaria di mana makanan dapat dibeli, sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk membeli makanan mereka sendiri.
Guru Tidak Mengusir Muridnya Keluar Kelas
Tentu di setiap sekolah atau kelas pasti memiliki beberapa murid atau siswa yang nakal dan berbuat kesalahan, di banyak negara biasanya para guru akan mengusir atau mengirim murid yang nakal untuk keluar dari kelas. Namun di Jepang hal tersebut adalah sebuah tindakan yang tidak dibenarkan, menurut Pasal 26 Konstitusi Jepang yang menyatakan “Semua orang berhak untuk menerima pendidikan yang setara” membuat para guru-guru Jepang tidak dapat mengusir atau melakukan tindakan ini kepada murid-murid mereka. Tetapi memang diyakini bila tindakan pengusiran anak keluar kelas merupakan bukan sebuah solusi dalam dunia pendidikan.
0 Comments